Mohon tunggu...
Adi Fandra
Adi Fandra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Berbagi ilmu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Karakter Islami di Era Modernisasi

2 Desember 2024   22:05 Diperbarui: 2 Desember 2024   22:43 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era modernisasi, kita mengetahui bahwa di zaman yang serba di mudahkan dalam berbagai hal kita patut untuk kita syukuri. Tak hanya itu pergeseran sikap dan mentalitas Yang dituntut untuk mengikuti tuntutan perkembangan zaman sekarang maka kita harus membekali hidup kita dengan karakter yang mencerminkan seorang Muslim era modernisasi. 

 karakter islami di ear modernisasi. Karakter islami atau yang lebih di kenal dengan akhlak islam. Kepribadian dan akhlak seseorang Hal ini terlihat dari sifat, ucapan dan tingkah lakunya yang melekat, inilah jati diri dan watak yang melekat pada dirinya, yang menjadikan suatu kepastian. Sulit bagi orang untuk memanipulasinya. 

Dalam sebuah hadits Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam (SAW) yang di riwayatkan oleh imam ahmad :

Artinya: "Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan keshalihan akhlak." (HR Ahmad). 

Beberapa konsep pendidikan karakter yang dapat diungkap dari Rasulullah SAW adalah sebagai berikut:

1. Pertama, penanaman nilai-nilai karakter itu harus dilakukan secara bertahap. Misalnya, ketika Rasulullah memerintah umatnya untuk menanamkan nilai-nilai karakter keimanan dalam bentuk melakukan shalat, maka beliau melakukannya secara bertahap. Dengan kata lain, seorang anak, pada usia 7 tahun, agar diperintahkan untuk shalat, dengan perintah yang lunak serta tegas. Apabila pada usia 10 tahun diperintah shalat anak tidak mau shalat, maka orang tua boleh memukulnya dengan tujuan yang edukatif atau mendidik agar anaknya mau shalat

2. Kedua, bahwa penanaman nilai-nilai karakter itu harus dilandasi dengan sebuah pengetahuan. Maka nilai-nilai karakter harus diperkenalkan terlebih dahulu kepada anak didik sebelum nilai-nilai tersebut ditanamkan kepadanya. Sebagaimana seorang non muslim yang kencing di dalam masjid, oleh Rasul tidak ditindak dengan tegas, karena orang tersebut memang tidak tahu bahwa kencing di masjid itu tidak boleh Jadi diberi pengetahuan terlebih dahulu, setelah tahu, diharapkan melakukan sebuah kebaikan. Kalau sudah tahu, tapi melanggar kebaikan, maka baru boleh ditindak.

Konsep pendidikan karakter yang dilakukan Rasulullah kepada para sahabat dan umatnya melalui hadits-haditsnya dengan demikian sejalan dengan teori-teori pendidikan karakter yang dikemukakan para ilmuwan masa sekarang. Rasulullah SAW. sebagai mu'allim mendidik umatnya dengan kepribadian yang luhur dan ajaran yang beliau ajarkan terhindar dari kesia-siaan. Materi yang beliau ajarkan senantiasa selaras dengan akhlaq yang beliau tampilkan. Hal ini dapat menerangkan kepada para peserta didiknya bahwa ilmu yang telah diajarkan tidak akan sia-sia, jika disertai dengan pengamalan dalam kehidupan sehari-hari yang membawanya pada keberhasilan ummat.

Maka dari itu penting nya kita dalam mengamalkan akhlak yang sebagaimana di ajarkan dan di contohkan oleh Nabi Muhamad SAW. Dengan menanamkan akhlak kepada anak-anak kita ketika masih kecil di sertai bimbingan dari kita sebagai orang tua. Serta menanamkan nilai-nilai karakter yang berlandaskan keilmuan yang nantinya mudah di pahami kita semua. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun