Mohon tunggu...
Adie Sachs
Adie Sachs Mohon Tunggu... Penulis - Hanya Itu

Happy and Succesfull... #Alert #Reveal

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sponsor "Maruk" hanya Incar Uang Armstrong, Terlalu...!!!

24 Oktober 2012   16:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:26 617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo oleh AFP/kompas.com

[caption id="" align="aligncenter" width="620" caption="Photo oleh AFP/kompas.com"][/caption] Seorang penyumbang dana terbesar bagi para penderita penyakit kanker dan seorang juara balap sepeda paling prestisius di dunia "Tour de France", Lance Armstrong - Jatuh dan terjerembab. Karunia dan anugerah yang "Diberikan" tercerabut dalam waktu singkat. Media di seluruh dunia mendapat banyak pembaca dari berita paling akbar selain pernikahan Pangeran William beberapa waktu lalu. Dalam kasus yang "memalukan" ini, kita perlu kembali duduk dalam damai, dan mencoba memikirkan kembali "Bagaimana cara terbaik dalam menilai atau menghakimi Lance Armstrong???" Dia adalah alat bagi mereka yang mencoba melakukan yang terbaik bagi timnya dengan menodai olahraga sepeda. Olahraga adalah olahraga, mikrokosmos realitas kehidupan bagi para pemuja sportifitas. Ketika kemudian muncul tuntutan para sponsor untuk menarik hadiah dan bonus yang mereka berikan selama Amstrong menjadi jawara, lalu apakah mereka telah berpikir bahwa produk mereka laku keras dan laris manis karena pesona "sang mantan juara" ketika itu?. Benar, Lance Armstrong bersalah dan di putuskan demikian oleh lembaga yang menaungi olahraga yang  ditekuninya. Tapi bukankah penjara seharusnya disediakan untuk orang-orang yang berbahaya dan korup? dimana bisa dibilang seharusnya kebebasan mereka dihapus?. Sebaliknya, Lance Armstrong tidak memenuhi syarat demikian, menurut pendapat saya. Jika ada kasus hukum harus diselesaikan, kemudian membiarkan para peraih keuntungan bicara uang, tidaklah elok jika mencoba dan mengambil semuanya dari seorang Armstrong semata. Tentu perusahaan yang menjadi sponsor bagi Armstrong sangat diuntungkan ketika itu, hingga berita  kasus doping ini mencuat dari indera "kesekian" para jurnalis. Situasi ini jelas kompleks bagi pejuang kanker itu, dan sementara itu kita bisa  berusaha untuk memahami motivasi, tujuan dan maksud alur cerita yang sudah terang benderang ini, namun kita mungkin tidak pernah tahu penyebab sebenarnya. Jika seorang Lance Amstrong memang bersalah, bagi saya ia adalah orang baik walaupun ia tidak sebaik seorang  SANTA. Tetapi sepertinya ada retorika sesat dalam dunia jurnalisme yang coba menarik keuntungan dari kasus ini. Apa yang harus terjadi sekarang? Yah dia telah kehilangan gelarnya, dia bahkan mengubah biografinya  di twitter. Lalu, jika Lance Armstrong tidak menjadi juara, adakah sponsor yang akan mendekatinya? Seperti Timnas PSSI, misalnya. Dan Jika tidak ada sponsor, mampukah sebenarnya Amstrong menjadi juara?. Apakah pertanyaan ini seperti mencari tahu kebenaran "TELUR ATAU AYAM YANG TERLEBIH DAHULU KELUAR". Tetapi, perlu diingat para sponsor pasti sudah melihat potensi dan  "kebolehan seorang atlet" sebelum mendekati dan memutuskan untuk mengucurkan dana bagi perjalanan karir mereka. Sangat tidak masuk akal jika mereka kemudian meminta apa yang sudah mereka berikan, sementara mereka tidak mencoba menghitung keuntungan yang sudah didapatkan setelah menjadikan seseorang sebagai "duta besar/simbol" produk mereka selama yang bersangkutan bertitel "JUARA" Tampaknya itulah Armstrong dengan kenyataan sekarang, yang telah berjuang dengan  kesulitan sepanjang hidupnya dan jika ada orang yang bersiap untuk segala kemungkinan terburuk di masa depan mereka, karena skandal pasti terungkap, maka Lance Armstrong-lah orangnya.... Keadilan baginya seharusnya " Tidak di Bangkrutkan"... Sebab kehilangan semua gelarnya adalah hukuman yang sepadan kebangkrutan itu sendiri. =SachsTM=

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun