Mohon tunggu...
Adie Sachs
Adie Sachs Mohon Tunggu... Penulis - Hanya Itu

Happy and Succesfull... #Alert #Reveal

Selanjutnya

Tutup

Politik

Siapa Sesungguhnya yang Teraniaya?

23 Mei 2012   08:27 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:56 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Harus diakui kelihaian SBY mempengaruhi media adalah salahsatu kunci utama kesukesesannya dalam memperpanjang masa tinggalnya di Istana Merdeka, selain alat provokasi opini semacam lembaga survey yang tidak objektif tentu saja.

Awalnya SBY ditempatkan media sebagai orang yang teraniaya ketika memulai perburuannya menjadi RI-1, kemudian masih menjadi tren selama menjabat hingga perebutan kekuasaan untuk periode keduanya mempertahankan kursi emasnya di Merdeka Utara.

Tetapi, seandainya kita jeli dan Objektif memandang masalah dan keadaan, terutama peranan media dalam melambungkan SBY, kita akan menyadari siapa sesungguhnya yang teraniaya.

Saya melihat Megawati Soekaroputri adalah korban kekejaman media yang tidak netral dan seimbang dalam segala pemberitaannya. Memang Mbak Mega bukan orang yang memiliki jaringan selayaknya beberapa orang yang mengelilingi SBY.

Tetapi para pemimpin redaksi media-media yang berpengaruh di negeri ini seolah berjamaah dalam memojokkan Mega yang dianggap hanya Ibu rumah tangga yang beruntung.

Kekejaman media yang saya maksud sebenarnya merujuk pada kebiasaan mereka yang selalu mengaitkan dan membandingkan kegagalan Mega serta menyembunyikan keberhasilannya dengan kesuksesan SBY.

Hal yang paling sering kita lihat dan dengar terkait keberpihakan media adalah dimana mereka selalu menempatkan dan mengkondisikan Mega sebagai seorang tokoh yang Keras Kepala, Bodoh, Pendendam, Tidak Legowo, Feodalis, Pemikirannya sempit,Tidak Negarawan, Emosional, dst...

TETAPI... pernahkah anda sadari bahwa selama ini Mega tidak pernah menjawab dan membela diri atas segala tuduhan dan penokohan yang dialamatkan media - media itu kepadanya?

Mega tidak reaktif seperti SBY yang selalu kebakaran jenggot dan membesarkan masalah kecil jika ada kritik dari rival-rival politiknya terutama dari kalangan PDIP.

Mega selalu diam dan sepertinya tidak pernah menjelaskan segala sesuatu terkait pemberitaan miring tentang dirinya karena ia tidak merasa seperti yang di kondisikan negatif oleh para media yang didukung para pengamat.

Mega tidak memberikan alasan ketidakhadirannya di acara pelantikan Presiden waktu lalu, Mega tidak memberi ucapan selamat, Mega tidak memberi keterangan pers tentang sikap PDIP terkait kabinet baru. Dan absennya Mega di acara pelantikan itu dijadikan media, pengamat pro pemerintah dan lawan-lawan politik Mega sebagai pembenaran akan 'kekerdilan perangai' wanita berpengaruh itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun