Mohon tunggu...
Adie Sachs
Adie Sachs Mohon Tunggu... Penulis - Hanya Itu

Happy and Succesfull... #Alert #Reveal

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

PKS Siapkan Strategi Parasit, [Analisa Pilihan Berkoalisi]

4 Februari 2014   03:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:11 2039
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1391551102830941864

[caption id="attachment_320461" align="aligncenter" width="624" caption="Ilustrasi/ Admin (Kompas.com)"][/caption]

Partai Keadilan Sejahtera ( PKS ) sebenarnya berpengalaman menjadi opposisi ketika partai itu masih bernama Partai Keadilan yang "tidak laku" pada Pemilu tahun 1999. Selanjutnya PKS berhasil rebound pada 2004 dan bahkan semakin mengkilap di 2009 sekaligus ikut memastikan SBY tetap di Istana. Dua periode pemerintahan SBY, PKS ikut menikmati empuknya kekuasaan sampai kemudian terbelit skandal korupsi hingga kemesraan koalisi yang retak ditengah jalan.

Perilaku Korupsi adalah musuh rakyat yang tak termaafkan dan skandal yang melibatkan pengurus teras tingkat tinggi, jadikan PKS sepertinya akan dihukum oleh rakyat. Hal ini terlihat dari jajak pendapat terakhit oleh LSI dimana PKS amat terpuruk, dan berada diposisi 9 dengan tingkat keterpilihan 2,2 persen.

PDIP, Golkar dan Gerindra ada diposisi tiga besar. Dibawah Gerindra berturut-turut, yakni Partai Demokrat (sebesar 4,7 persen), Partai Hanura 4,0 persen, Partai Kebangkitan Bangsa (3,7 persen), Partai Persatuan Pembangunan (3,6 persen), Partai Amanat Nasional (3,3 persen), Partai Keadilan Sejahtera (2,2 persen), partai Nasdem (2,0 persen), Partai Bulan Bintang (0,7 persen) dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (0,5 persen). ( kompas.com 02/2)

Dari hasil survey LSI tersebut ( anggaplah kita percaya ) dan mencermati kejatuhan PKS, maka menarik melihat apa skenario yang akan disiapkan oleh Anis Matta dkk, terutama soal koalisi kedepan. PKS tidak akan melewatkan kesempatan untuk ikut berkuasa - seperti semua partai - tetapi pilihan PKS berkoalisi hanya pada tiga besar partai tadi. Karena dari perkembangn setiap jajak pendapat kian kemari, kita juga bisa memprediksi bahwa setelah pemilihan legislatif (pileg) hanya ada tiga kubu dalam pemilihan presiden (pilpres 2014).

Dari tiga kubu utama yang kemungkinan akan bertarung di pilpres2014 nanti ( PDIP, Golkar dan Gerindra ), siapakah yang akan dipilih PKS?

Ditinjau dari kondisi terkini PKS, sepertinya hasil Pemira Capres internal mereka tidak cukup populer untuk mengangkat partai itu di pileg, untuk kemudian memiliki kesempatan mengajukan capres sendiri. Apalagi, kesulitan PKS saat ini seperti diakui oleh Presidennya adalah persoalan keuangan. Dana besar sangat diperlukan untuk saga politik kekuasaan Indonesia yang mahal.

Ketua Majelis Syuro PKS, Hilmi Aminuddin mengisyaratkan bahwa mereka hanya akan mendukung Capres yang memiliki popularitas dan dana yang cukup. Sehingga Capres hasil Pemira PKS dipastikan hanya sekedar pemanis untuk kemudian dijadikan semacam alat bargaining position dalam menawarkan dukungan politik bagi partai pemilik capres sebenarnya. Capres pemira PKS tidak akan benar benar bertarung karena Hilmi sadar realitas politik saat ini sangat berat bagi mereka. Syukur syukur masih ada yang "melamar" jadi Cawapres, kira kira begitu.

PDI-P

PKS dan PDIP ibarat air dan minyak dari segi ideologi dan kultur politik. Meski sama sama cair, kedua partai ini sangat kontras dan memiliki kesempatan amat kecil untuk berkoalisi. Karena PDIP sedang memupuk kepercayaan masyarakat untuk diberi kesempatan memerintah tanpa beban koalisi transaksional. Dengan berbagai isyarat kemungkinan besar mengusung Joko Widodo sebagai Capres, PDIP tidak ingin dibebani oleh citra PKS yang sekarang tidak bersih. Itulah sebabnya Megawati memberi syarat kepada pendukung Jokowi, pemilih mengambang dan simpatisan partai Banteng agar memenangkan PDIP setidaknya 25% di pileg2014.

Apalagi PKS juga memiliki hambatan psikologis politik, dimana mereka pernah menjadi opposisi bagi pemerintahan Megawati Soekarnoputri. PDIP tidak akan nyaman satu perahu koalisi bersama PKS. Selain itu secara finansial, PDI-P juga saat ini masih butuh dana besar untuk pileg2014 karena tidak punya media yang bisa meringankan biaya kampanye mereka. Dana dan media yang tidak dipunyai PDIP membuat PKS tidak bisa mengharapkan koalisi dengan Moncong Putih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun