Apa jadinya jika negara anggota ekonomi terbesar dunia G8 dipimpin oleh anak anak? Video singkat yang bagus ini seperti menggambarkan kelucuan oleh para peran pengganti dari mereka yang sedang berkuasa di ngara masing masing (USA, Jepang, Perancis, Russia, Jerman, Inggris Raya, Italia dan Kanada ). Kelucuan yang sebenarnya hanya akan membuat kita tersenyum kecut. [caption id="attachment_239477" align="aligncenter" width="631" caption="Little G8 leaders/Photo: Capt from Youtube"][/caption] Video yang di unggah di Youtube ini baru saja dirilis oleh Enough Food For Everyone IF. Sejauh ini mendapat tanggapan yang baik dan sangat menjanjikan. Ada pertanyaan besar yang menggugah yang ingin disampaikan. Apakah benar benar mustahil untuk memerangi kelaparan diseluruh dunia? Sementara itu, fakta yang yang terbantahkan bahwa bumi memproduksi bahan pangan yang cukup untuk semua orang. Jika bahan pangan ini dibagikan secara merata, setiap orang baik pria dan wanita dan anak-anak akan mendapat asupan kalori sebesar 2700 kalori, dan ini berarti lima kali lebih besar dari porsi hidangan terkenal dari restoran siap saji atau sekitar 33 butir telur setiap hari. Jadi, jika makanan cukup untuk semua lalu kenapa masih ada 1 dari 8 orang harus tidur dalam keadaan lapar setiap malam? Banyak diantara manusia yang kekurangan gizi atau lebih parah, tidak sanggup membeli. Gerakan IF sendiri adalah gerakan diluncurkan tahun ini, bertujuan dan berusaha membujuk negara ekonomi dominan G8 untuk memberantas kelaparan ketika pertemuan mereka diadakan di Irlandia Utara awal bulan Juni nanti. IF berada dibawah komando Kirk Jones dan di gerakkan oleh Nanny McPhee yang melalui "What to Expect When You’re Expecting" akan memproduksi serangkaian film pendek, dimana film "pemimpin cilik" ini adalah yang pertama. Tujuan IF adalah memastikan bahwa para pemimpin G8 menyadari kemampuan mereka untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mengubah wajah dunia dari kelaparan dan hal luar biasa lainnya. "Enough Food for Everyone IF" adalah bentuk koalisi dari 150 organisasi amal, lembaga Kristen, Gereja dan lainnya untuk kampanye global dengan tujuan agar G8 memberantas kelaparan. Terakhir kali ada koalisi besar seperti ini adalah ketika gerakan "Make Poverty History". Penulis merasa terhormat untuk ikut menjadi bagian dari kampanye ini karena Indonesia adalah selangkah lebih dekat pada G8 dengan posisinya dalam G20. Sebagai anggota G20, Indonesia sendiri perlu memiliki gerakan anti busung lapar, berantas kemiskinan dan perbaikan gizi secara besar besaran. Ini untuk memastikan perhatian umum bahwa pertumbuhan ekonomi yang mencapai hampir 7 persen itu, benar benar dirasakan kalangan bawah, jelata dan miskin sama besar dengan nikmat yang dirasakan oleh si kaya. . =SachsTM= *Jika video dimaksud tidak muncul, silahkan klik disini, www.youtube.com/watch
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H