"...Kita bisa memilih dengan siapa kita berteman, tapi kita tidak bisa menentukan dengan siapa kita bertetangga..."
Kira-kira begitulah sepotong 'reaksi' Megawati Soekarnoputri (waktu masih presiden) terkait protes negara-2 tetangga terhadap Indonesia atas 'surplus' ekspor asap dari Kalimantan dan Riau, isu selat Malaka, embargo senjata AS hingga perlakuan Australia pada para nelayan yang terseret ombak.
Memang beliau hanya ibu rumah tangga biasa. Tidak ada titel mentereng dibelakang namanya kecuali hanya menyandang 'gelar' Soekarnoputri. Para profesor, sarjana atau Jenderal yang merasa lebih pintar sering mencemoohnya.
Waktu kemudian buktikan bahwa titel, gelar dan pangkat mereka hanya berguna untuk menipu rakyat, bukan mengangkat martabat bangsanya, Sementara itu si ibu rumah tangga tidak hanya "berteriak" tapi juga aksi nyata..
Amerika "yang sok jual mahal" tentu tidak menyangka Mega bakal merangkul musuh bebuyutannya Rusia dan Korut demi mendepak ketergantungan kita akan produk senjata mereka.
Demikian pula Eropa Barat yang sering menolak secara sepihak produk ekspor Indonesia 'tersengat' dengan 'lirikan' Mega akan Eropa Timur terutama Polandia.
"Jika dia bisa, kenapa aku tidak?" Angela Merkel, dalam wawancaranya dengan Bild, mengaku termotivasi dan terinspirasi cuplikan pidato dan aksi taktis mantan Presiden RI itu.
Sesekali kita perlu "berteriak" untuk menguji sejauh mana orang mendengar, untuk mengetahui senyaring apa suara yang keluar dari kerongkongan kita, atau sekedar untuk mengejutkan orang-orang disekitar kita.
Bagi kalian pendukung, pengagum, atau sekedar 'respect' pada Mega.. silahkan tegakkan kepala. Dan bagi mereka yang selama ini mencibir, mencemooh dan bahkan meremehkan beliau, silahkan angkat topi seperti seorang ksatria yang menghormati musuhnya.
Saya tidak tahu persis darimana atau orang bijak mana yang sebelumnya menggunakan kalimat itu, tapi gaungnya sampai ke Eropa barat khususnya Jerman. Menginspirasi dan memotivasi seorang Angela Merkel untuk memenangkan partainya dan mengantarkannya menjadi seorang Kanselir.
Anda mungkin sudah mengerti arti "berteriak" dalam dunia diplomasi antar bangsa.
"dia tidak lebih pintar dari saya atau Margareth Thatcher, tapi dia punya prinsip, tegas dan cerdik. Itu lebih baik daripada pintar dan cerdas" Komentar Livni sebelum menjabat menlu Israel di stasiun tv RAI Italia dalam program "women on top"
"""""L"""""