Ternyata masuk surga itu memang gampang. Tidak sekedar harus menuruti "jalur" yang digariskan, tapi cara menuju jalur yang dimaksud pun semakin banyak.
Salah satunya sering kita lihat di iklan sebuah operator seluler milik Malaysia. Perang diskon dan bonus akal-akalan antar operator yang sengit, terutama di bulan Ramadhan membuat ide ceritapun harus kreatif. Termasuk menawarkan surga.
Parodi sebuah lagu tenar dari grup band semenjana, dengan single dan hits yang cuma satu kemudian "bubar" atau tidak produktif lagi, dijadikan moda untuk soundtrak si iklan.
Dengan mudahnya, kita diajak berbuat banyak pahala.
Benar..
Pahala memang harus jadi yang utama, tapi bukan tujuan.
Menggandeng "bintang" yang sudah pudar pun boleh untuk membintangi si iklan. Bintang yang sekarang terkesan arogan dan tidak toleran.
Masalahnya adalah kita diajak supaya berbuat baik supaya mendapat pahala agar masuk surga. Tapi dibalik ajakan itu, "terselip" promosi dan ajakan agar kita juga beli pulsa dan atau menggunakan produk operator seluler si pengiklan.
Iming-iming surga dibalik iklan produk, Sebab iklan tetaplah iklan. Ada kepentingan menjual produknya, menambah penghasilan perusahaannya dan memperbesar keuntungan si pemilik perusahaan.
Apakah itu sah?
Ya, sah-sah saja...