Tak dinyana, hujan menjadi pintu masuk bagi sebagian orang untuk melampiaskan kekesalan mereka pada Jokowi. Hujan yang mengguyur Bogor dan Jakarta sepanjang hari Minggu kemarin membuat beberapa daerah kebanjiran. Gubernur DKI Joko Widodo
langsung mengambil langkah menerbitkan surat siaga darurat banjir dan menyetujui modifikasi cuaca meski dampaknya mungkin tidak akan signifikan.
Tangerang dan Bekasi yang tak luput dari terjangan banjir dinafikan, bahkan Depok yang pemimpinnya hanya mementingkan diri sendiri pun didiamkan. Banjir Jakarta adalah masalah Jokowi, tidak ada yang lain, pikir mereka.
Masyarakat yang buang sampah sembarangan adalah masalah Jokowi.
Macet dan pengendara yang tidak disiplin adalah masalah Jokowi.
Pembangunan perumahan di Depok adalah masalah Jokowi.
Villa villa mewah milik pejabat dan orang kaya du Puncak adalah masalah Jokowi.
Semua masalah adalah Jokowi.
Oleh karena masalahnya adalah Jokowi, maka ia pun harus jadi Presiden. Agar semua masalah terpusat pada seseorang bernama Jokowi. Kelak, ketika Jokowi jadi presiden setidaknya ada seseorang yang jadi kambinghitam, ada seseorang yang bisa dihujat, ada seseorang yang dicaci-maki dan Jokowi pantas untuk semua itu. Karena Jokowi yang tidak pintar bersilat lidah dan berdebat, ia akan diam saja.
Apalagi Jokowi hanya bisa curhat untuk pencitraan di media yang tidak seimbang. Jokowi yang media darling luput dari kritik pedas media karena media tidak bisa dubungkam lawan lawan Jokowi. Apa yang Jokowi punya selain media dibelakangnya?
Jokowipun bisa curhat. Menurut, Jokowi sudah terlanjur berakarnya masalah lingkungan dan infrastruktur membuat penanganan banjir tidak bisa diselesaikan dalam sehari, sebulan atau setahun. Perlu waktu bertahun-tahun.