[caption id="attachment_203870" align="aligncenter" width="462" caption="Ilustrasi/ Admin ( Shin A Lam | skysport.com)"][/caption] Tangisan atlet Anggar Korea Selatan Shin A Lam menjadi sia-sia setelah panitia memenangkan lawannya dari Jerman, yang juga peraih medali emas di Olimpiade sebelumnya Britta Heidemann. Kontroversi terjadi setelah juri me-reset waktu dari nol menjadi 1 detik lebih. Dimana keduanya seharusnya melalui babak "sudden death" karena posisi angka sama kuat 5-5. Sementara waktu 1 detik itu ternyata dimanfaatkan Britta untuk mendapat poin, di lain sisi Shin A Lam menjadi lengah karena menganggap waktu sudah berakhir dan tidak berusaha menangkis serangan Britta. Perlu diketahui, waktu satu detik bisa sangat fatal bagi setiap atlet di cabang olahraga manapun, termasuk Anggar yang bisa membuat lawan menusukkan "pedang"nya dalam sepersekian detik. Pertandingan yang diadakan di kompleks ExCel Arena, tempat dan waktu yang sama dengan berlangsungnya saat Eko Yuli, atlet Angkat Berat Indonesia meraih perunggu. Perdebatan yang memakan waktu hingga 75 menit ini menjadi duel paling kontroversial dalam sejarah Olimpik, dimana para pelatih dan official termasuk panitia harus mengambil keputusan saat pertandingan lain harus dilanjutkan dan keberatan yang pasti tidak mudah diterima kedua belah pihak. Shin A Lam kembali menangis di arena saat juri tetap memberi nilai kepada Britta Heidemann, hingga kedudukan menjadi 5-6 yang membuatnya gagal ke final dan harus bertarung dengan atlet Cina yang sebelumnya juga kalah dari atlet Ukraina Yana Shemyakana. Dengan mental yang memburuk dan kondisi yang pastinya tidak nyaman, Shin akhirya juga gagal mendapat perunggu walaupun memberi perlawanan ketat melawan wakil Cina Sun Yujie. Sementara Britta juga gagal meraih emas karena atlet Ukraina berhasil membuatnya "KO" dengan tusukan tepat di leher padah waktu measih tersisa 2,5 menit. Ulah juri dan panitia terkadang menghancurkan harapan dan mental atlet tapi protes Shin yang memutuskan tetap berada dilapangan dengan duduk dan sesekali menyeka matanya selama lebih dari 40 menit menuai dukungan salut dan applaus dari penonton yang memenuhi gelanggang itu. Shin kemudian harus ditarik dari lapangan dengan ancaman kartu kuning jika bersikeras, yang akan membuatnya dinyatakan gugur untuk mencoba meraih perunggu. Mungkin pelatih Korea akan membawa masalah ini ke arbitrase olahraga, namun Shin A LAm telah menjadi berita utama di London hari ini dan juga di Korea Selatan dengan menganggapnya sebagai peraih Medali. Yang membuat saya bingung, kira kira dia dianggap meraih perak atau Emas ya??
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H