Agak tergelitik dengan berbagai opini dan pemberitaan terkait perilaku Munarman yang menyiram Tamrin Amal Tomagola di acara televisi “Apa Kabar Indonesia Pagi” di TV One.
Mengenai perilaku Munarman sendiri, seharusnya kita tidak perlu terlalu terkejut, karena sebenarnya, yang dia lakukan adalah mencari publisitas dengan memanfaatkan ruang ruang lemah dari kemandulan Kepolisian Indonesia. *Berani jamin deh, kasusnya ga bakal diproses sama polisi*
Yang lebih mengkhawatirkan kita adalah Siaran Pers YLBHI terkait peristiwa ini, terutama dibagian berikut :
"Dalam siaran persnya, YLBHI juga menyesalkan tindakan TV One yang terus memberikan panggung panggung dan kesempatan kepada pelaku kekerasan dan pelaku intoleran, termasuk Munarman, untuk berbicara dan menunjukkan semangat kebencian dan permusuhan di tayangan atau program-program acara TV One". (Berdikari Online)
=====
Jika YLBHI berpendapat bahwa tindakan Munarman mengancam demokrasi *yang ini saya setuju* tetapi... kecaman YLBHI terhadap media TV One juga sebenarnya sedikit kebablasan. Karena bagaimanapun (maaf) tolol dan bodohnya Munarman, dia memiliki hak untuk berpendapat, dan disisi lain TV One juga mempunyai hak untuk menyiarkannya.
Biarkanlah media memberi ruang-ruang dialog untuk berbagai pendapat-pendapat yang berbeda. Bahwa kemudian Munarman menggunakannya sebagai corong kekerasan, seharusnya yang harus dididik moralitas dan etiket dihadapan umum adalah Munarman, bukan menutup ruang dialog itu sendiri.
Bagaimanapun saya percaya, masyarakat sudah cukup cerdas untuk menarik pelajaran dari dialog yang terjadi, dan dalam kasus ini saya rasa masyarakat juga bisa menilai manusia macam apa Munarman itu sesungguhnya.
Sementara, media juga punya tanggung jawab besar untuk menyeimbangkan jalannya demokrasi dengan pemberitaan dan narasumber yang memiliki etika dan beradab. Jika selama ini TV One terkenal dengan penyiar atau pewawancara yang tidak beretika dan kebablasan menurut ukuran jurnalisme yang santun, maka YLBHI perlu meminta klarifikasi, adakah "tragedi" peyiraman air teh itu adalah tujuan media yang bersangkutan dalam menghadirkan narasumbernya (intelekrual dan barbar - red).
Metode adu banteng yang dijalankan TVOne dalam beberapa kesempatan memang kontroversial dan sering tidak mencerahkan para pemirsanya, tapi itulah TV One, dan mungkin lain kali YLBHI bolehlah meminta mereka menghadirkan Pemimpin Taliban VS Seorang Pastur, suatu hari nanti misalnya.
;