Sebuah realita bahwa Indonesia sudah jauh tertinggal dari negara besar lain soal strategi jitu politik luar negeri.
Saudara Persia, Irak, juga mulai menggeliat dengan menjadi anak emas Amerika. Sementara Israel adalah "tuan tanah" bagi politisi Amerika, dari partai manapun mereka berasal. Termasuk Obama. Israel adalah bagian dari retorika untuk perang bagi kebijakan utama Amerika. Sebuah alasan untuk tetap mempertahankan senjata nukklirnya sendiri dan mencoba menghapus nuklir negara lain.
Cina berada di urutan teratas yang menggerus perhatian Amerika, sebab kebangkitan ekonomi, militer dan pengaruh politik luar negeri Cina sudah membuat Amerika seolah "pemeran pembantu".
Indonesia yang digembar gemborkan soal kedekatannya dengan Obama tenyata hanya dipandang sebelah mata. Tidak lebih penting dari Singapura yang merupakan konsumen alat militer terbesar kelima di dunia. Republik ini hanya "anak kecil" yang mudah ditakut-takuti hanya dengan penempatan 2000 tentara di Darwin, Australia.
Siapapun presiden Amerika berikutnya, tampaknya Indonesia memang bukan sahabat yang pantas untuk diperhatikan sebagai mitra sejajar. Karena Amerika hanya sibuk dengan "perang untuk ekonomi" atau "ekonomi untuk perang" dan itu bukan/ tidak ada di Indonesia yang memiliki pemimpin tak berdaya. Tak berdaya bahkan kepada tantangan jari tengah dari Malaysia sekalipun.
=SachsTM=
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H