Afghanistan, dibuat babak belur oleh Amerika dengan NATO-nya, Rusia diam.
Irak, Sahabat dekat Rusia sudah seperti tanah tak bertuan, tak mambangunkan Rusia untuk membela.
Suriah, sekutu paling dekat Rusia di timur tengah, dengan hebatnya dibuat kacau oleh Barat. Rusia tidak tertarik. Termasuk penempatan Rudal Patriot di Turki sebanyak 6 unit Baterai tidak juga membuat berang Rusia.
Padahal, patut ditanggapi serius bahwa Suriah adalah pintu pengujian Baterai antirudal, seperti kesuksesan pengujian Iron Dome di Israel melawan Hamas. Rudal Patriot akan coba dihadapkan dengan rudal Suriah yang hampir pasti disuplai/berasal dari Rusia.
Mungkin jika Kuba, Irak atau Korea Utara di intervensi oleh Amerika secara terang-terangan, Rusia akan tetap duduk manis di utara sana.
Bisa dibayangkan, jika Rusia turun tangan, maka perang dunia akan menjadi sejarah yang tertulis ulang.
Tapi Rusia seperti pendekar tua yang lebih memilih melakukan Tapa Brata di gunung alih alih memikirkan negara lain. Rusia benar-benar dingin.
Disatu sisi, provokasi Amerika yang seolah mengajak perang atau adu senjata pada Rusia tidak berhasil, namun propaganda Amerika akan bahaya komusisme Rusia selama dan sesudah Perang Dingin sepertinya sukses luar biasa. Karena masa lalu telah menyandera Rusia, seperti dosa Nazi yang membelenggu Jerman kini.
Satu-satunya yang bisa menyatukan Amerika/Eropa, Jerman dan Rusia adalah Israel. Negeri Yahudi itu sukses membuat ketiga kekuatan barat itu seperti selalu merasa berhutang dan berdosa pada mereka.
Kita mungkin tidak akan mengalami perang dunia (dan berharap tidak akan terjadi) selama Rusia damai di negerinya sana. Namun, kita sudah dan mungkin akan selalu melihat intervensi Amerika dan Eropa dalam pergantian kekuasaan di beberapa negara yang tidak sejalan dengan mereka.
Dengan demikian, siapakah yang akan menghentikan mereka? Sebab Rusia hanya seperti raksasa Ngorok, dimana ia tampak tidur tapi tetap seperti terbangun.