Tidak cukup satu artikel untuk menggambarkan para pahlawan lain yang semuanya mengalami ke-naas-an yang kurang lebih sama. Bahkan, tokoh "setengah dewa" yang menyatukan negeri yang luas dan bhineka ini, Soekarno, mengalami tragedi yang memalukan. Beliau harus "mati" bersamaan dengan nama besarnya, karakternya, jasanya, dan kharismanya di penjara. Penjara, begitu akrab bagi Soekarno karena ia boleh dikatakan memulai perjuangan mempersatukan dan memerdekakan dari sana, kemudian juga berakhir atau "ditenggelamkan" oleh bangsanya dalam keadaan terpenjara.
Mental Indonesia
Setiap pahlawan Indonesia selalu berakhir dengan tragedi yang mengenaskan, menjadikan kita dapat dengan mudah bahwa mengambil kesimpulan bahwa Indonesia adalah negeri Inferior. Mental baja para pahlawan yang dengan gigih mengusir penjajah demi anak cucu mereka, meleleh dalam tinta kesimpulan sejarah dikemudian masa.
Kesimpulan yang menyakitkan, Jika orang kalah perang, tetangkap, terpenjara, terbunuh dan terbuang adalah pahlawan, lalu bagaimana menempatkan kalimat penutup yang terkenal itu?
Bahkan Julius Caesar, atau Napoleon Bonaparte bukanlah Pahlawan bagi Italia dan Perancis karena tidak berakhir dengan tinta emas untuk layak mendapat kalimat penutup itu.
Apakah ini yang menjadikan kita terbiasa menerima keadaan untuk tidak menjadi juara atau nomor satu atau setidaknya sejajar dengan adidaya yang lain? Karena kita punya pahlawan yang akhirnya selalu kalah? Mental dan karakter kita cenderung puas pada kelas medioker, dan gamang saat "diatas".
George Washington, Abraham Lincoln, Franklin D roosevelt dan Theodore Roosevelt adalah pahlawan sejati Amerika karena pantas dan memenuhi syarat kalimat yang terkenal itu. Dan itu terbawa pada mentalitas Amerika secara keseluruhan kapanpun, dimanapun.
=========
Berharap pada para Pahlawan Nasional, siapa / darimanapun mereka berasal untuk menikmati kemedekaan tentu sebuah kenaifan yang konyol. Sebab mereka berjuang bukan untuk mereka pribadi, bukan pula untuk hasil masa generasi mereka, melainkan anak cucu mereka. ...KITA...!!!
Pun, Indonesia bukanlah negeri dongeng atau mitologi yang menjanjikan pahlawan selalu menang dan jaya sampai mati.
Memang sedikit membingungkan dan dilematis, tapi bagaimanapun sebuah bangsa dan negara memerlukan sosok keteladanan dan idola kolektif yang memiliki semangat nasionalisme, determinasi, dan tangguh dalam berbagai aspek yang rumit untuk kemudian pantas disebut Pahlawan.
Karena untuk kita, kemudian generasi berikutnya, berikutnya lagi dan lagi, para Pahlawan itu mewariskan kalimat penutup negeri dongeng yang indah dan terkenal itu...