Pagi hari ini cerah. Kicauan media sosial membanjiri layar datar dan seolah bersahutan dengan burung di sangkar yang tergantung menyedihkan di teras depan. Anak-anak kecil bermain dengan gembira pada perosotan di lahan sempit di ujung gang, di antara rumah kumuh dan bangunan mewah di ujung berikutnya.
Sejak terbangun dan turun dari tempat tidur, hanya ada saru dalam benak ini. Pagi ini harus menulis. Tidak ada yang bisa menghentikan gumpalan hasrat ini dari menulis.
Mengambil posisi nyaman dan duduk di tempat favorit di sofa.
Sebenarnya tidak punya pilihan lain soal kenyamanan. Ruang bersofa yang sempit ini tidak memberi banyak bantuan untuk bergerak.
Masalahnya adalah bahwa rumah kecil yang saling berhimpit sejajar tidak pernah memberi kesan lega. Sementara sofa yang ada tidak memberi apa yang dibutuhkan supaya punggung ini di posisi benar-benar lurus sementara jemari mengetik.
Bukan berarti ada masalah dengan punggung. Tapi posisi duduk yang tepat sehingga siku kiri tepat diatas sandaran kiri dengan meja berada dalam jangkauan sehingga mudah meletakkan kaki kalau saat dibutuhkan.
Anak kecil di ujung sana butuh teguran. Tapi kalau di pikir-pikir kemudian, anak anak itu butuh lebih dari sekedar perhatian. Sedangkan yang perlu dilakukan adalah mulai mengetik.
Jadi sofa itu mulai hangat memeluk bokong.
Tapi... bahhh!
Sinar matahari yang bias melalui kaca jendela. Bagaimana bisa melihat layar? Bagaimana ia bisa bekerja tanpa menyesuaikan posisi?
Tapi tunggu...!