Mohon tunggu...
Adie Sachs
Adie Sachs Mohon Tunggu... Penulis - Hanya Itu

Happy and Succesfull... #Alert #Reveal

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

2020 PBB akan bertambah 33 Negara Baru

19 Juni 2012   22:08 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:46 2526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Lalu mereka sudah punya alasan untuk minta merdeka.

-----

2. Masyarakat disuguhi pertunjukan uang negara yang dihambur-hamburkan. Membahas UUD desa, para anggota dewan belajar dan studi banding ke luar negeri, sementara desa ada di banyak dinegeri ini, bahkan tak jauh dari Ibukota yang mahal itu. Pemerintah tidak punya solusi untuk hal-hal yang paling ringan sekalipun.

Masyarakat punya alasan mengutuk pemimpinnya, dan itu berarti  para pemimpin adalah laknat. Bermewah-mewah dengan uang penggelembungan biaya perjalanan dinas, korupsi dengan sadar.

Lalu mereka punya alasan tak butuh Pemerintah..

-----

3. Budaya dan warisan mereka dikagumi bangsa - bangsa lain, hingga sebuah baik dalam lirik lagu nasional mengabadikannya " Sejak dulu kala, selalu dipuja-puja bangsa".

Lembaga besar bernama Negara Kesatuan Republik Indonesia, tak mampu mengenali negerinya melalui budaya, dan warisan kearifan lokalnya. Negara lain ingin memilikinya, dan pemerintahan negeri besar ini sibuk dengan gelar ekonomi G20 yang tak terasa apa manfaatnya.

Lalu masyarakat berdasarkan suku dan budaya yang melegenda dimasa lampau punya alasan "Marilah kita mengurusi negeri kita masing-masing" dengan kata lain "Kenapa kita mau diurusi orang asing yang mengaku sebangsa dan setanah air, sementara kita bisa merdeka?"

Itu karena Pemerintah yang berkuasa dengan 20ribu rupiah per-orang sibuk melabeli diri mereka agar tercatat dalam sejarah besar Nusantara, tapi lupa memberi makna utuh pada kekayaan budaya dan warisan leluhur setiap suku yang mendiami negeri ini.

===============

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun