[caption id="" align="aligncenter" width="380" caption=": Fotografer.net"][/caption] + Hidup ini benar benar menyebalkan ya!? ~ Maksudnya? + Beberapa hari yang kemarin kau tampak begitu bahagia, sekarang kau hanya terduduk disini. Terdiam. ~ Tidak, aku menyaksikan gulungan ombak! + Dan menangisi diri, kan?! Rasa cinta itu ada di dalam hati dan kau tak dapat menjadi seperti gulungan ombak. Ia dapat melampiaskannya pada batas pantai, sedangkan kau disini kehilangan dan merasa kesendirian ~ Apa maumu? + Aku tak mau apapun. Mungkin hanya duduk berdua denganmu, menatap kosong ke sepanjang garis cakrawala. Menemanimu, berdua, disini..! ~ Sudahlah aku tak butuh teman untuk duduk dan berbicara hanya untuk mengatakan betapa bodohnya orang sepertiku yang memiliki rasa cinta. Aku sudah merasa cukup ramai dengan bulan dan bintang, dengan nelayan yang pergi berlayar, dengan penyu yang datang diam-diam lalu bertelur. Dan dengan kehadiranmu, tak berarti apapun karena semuanya tidak menjadi lebih baik. + Kau terlalu naif dan aku sudah lama mengenalmu. Mungkin sepanjang hidup dan semua ceritamu sudah kuketahui plot dan alurnya. Aku tahu bahumu tegar, tetapi tidak hatimu... Kau takkan menangis, tetapi kau tetap membutuhkan bahu untuk bersandar... Kau melarikan diri pada malam, pada tepi pantai, berharap riak dan gemuruh ombaknya bisa mengisi kesepianmu dan suara tangismu tenggelam. Namun, kau hanyalah sendirian. ~ Kau hanya menebak. + Dan semua tak ada yang salah. ~ Juga tak ada pembenaran. + Ingatkah saat kau dan ayahmu dulu sering sekali datang ke pantai?. Kemudian kau selalu datang padaku hari setelahnya. Bercerita tentang istana pasir? ~ Ya, tentu ingat. Ayah adalah seorang arsitek pasir paling hebat. Setiap kali kami ke pantai ini, Beliau selalu memintaku untuk bersenang senang dengan mengisi ember kecil dengan pasir menggunakan sekop kecil. Memadatkannya dengan sedikit air lalu membalik cetakan kemudian pelan-pelan mengangkat, dan terbentuklah cetakan awal istana pasir. Kemudian, Beliau akan meminta sekop kecil itu dari tanganku lalu menggunakannya untuk memahat istana yang megah. Lalu membangun benteng benteng sebagai pagar di sekelilingnya. Istana itu sungguh indah. + Dan seketika ombak menghancurkannya! Dan kau menangis. Bukan begitu?!. ~ Ya, saat itu aku masih anak kecil dan aku selalu marah pada ombak yang berduyun-duyun datang untuk menghancurkannya. Tetapi ayah akan selalu ada menenangkan hatiku, menghapus air mataku dan mengajakku kembali membuat istana pasir itu. Beliau selalu menyemangatiku "Ayo kita bangun lagi istananya!" Ombak hanya menghancurkan istana pasirnya, tetapi tak pernah mematahkan semangat ayah untuk membuatkannya lagi dan lagi hanya untukku. Ia ingin aku selalu tersenyum. Ia mengajarkanku untuk tidak menyerah. + Lalu? ~ Lalu apa? + Apa yang sedang kau lakukan ini?, meratapi dirimu sendiri disini. Habiskan tangismu hanya untuk cinta?. Kau habiskan waktumu di tepi pantai ini hanya untuk menyesali yang telah hancur berantakan. Kau biarkan keping-keping hatimu berserakan. Sementara ayahmu selalu mengajarimu untuk membangun apa yang telah hancur. Tidak menyerah untuk bangkit dan bangun lagi dan... tak takut untuk hancur lagi. ~ Apa yang kau tahu tentang cinta? Kau tak pernah jatuh cinta! Kau bahkan tak pernah mencintai dan dicintai! + Ini bukan tentang aku dan kau tahu apa tentangku!!! ~ Aku tahu kau tidak pernah mencinta atau dicintai. Kau selalu sendiri dan selalu mencemooh keadaanku setiap kali aku terjatuh. Sering kali kau berada disini. Kau ini sangat menyebalkan. Kau seperti serangga. Kau... PENGGANGGU! +Kau benar! Aku adalah pengganggu! Benar! Aku sangat menyebalkan! Benar! Aku memang tak pernah dicintai. Tapi kau salah, aku bukannya tak punya cinta. ~ Benarkah? Lalu dimana kekasihmu? seperti apa dia? Sapi? Kuda? Atau ikan-ikan di laut sana? Hahh! Kau seorang Pembual! Kau memang tak punya cinta! Tak pernah dicintai. Tak pernah... + KAU...! ~ APA??? + Kau.... ~ Iya.. Kenapa denganku??? Apalagi yang akan kau hinakan tentang aku? Apa..? Apa..? APA...???? + Aku cinta kau! ~ A...apa katamu? + Akkuuscccinnttakkkau... hhh... baiklah, AKU CINTA KAU!!! Kau tak dengar atau tak mau dengar?! Apa kau menjadi tuli karna beku? Apa kau mulai tak mengerti kata kata "Aku Cinta Kau"? Apakah semua harus selalu dimulai dengan saling meniduri? Aku tidak seperti kebanyakan kekasihmu! Menidurimu, setelah itu berkata "Aku suka padamu". Suka... bukan, Cinta!. Mereka mungkin menyukaimu seperti mereka menyukai binatang peliharaan mereka. ~ Apa yang...? Kau... + Ya! Benarkan?. Mereka hanya menyukaimu. Bukan mencintaimu. Itu yang mereka katakan kan? ~ Apa maksudmu dengan semua ini? Apa maksudmu Kau Mencintaiku? + Kau ini...!!! Kau pikir untuk apa aku ada disini? Kau pikir kenapa aku selalu ada di tempat ini setiap kali melihatmu menangis disini?. Untuk mentertawakanmu? Untuk menghinamu! Bukan!!! Aku ada disini untuk menyediakanmu bahu untuk bersandar, dada untuk mendekapmu, seandainya kau butuhkan. Aku mencintaimu saat kau bahagia, dan aku lebih mencintaimu lagi saat kau menangis. Aku takkan pernah meninggalkanmu, membiarkanmu, atau bahkan menutup mataku saat kau menangis. Aku akan selalu ada, hingga kau menyadari bahwa selama ini aku mencintaimu. ~ Tapi,... + Sudahlah, aku akan membiarkanmu kembali menikmati malam. Aku harap dinginnya laut tak merusak tubuhmu dan membekukannya seperti hatimu. ~ Kumohon jangan pergi... Duduklah lagi disini... + Mungkin kau butuh untuk sendiri... ~ Jangan pergi. Duduklah disini sebentar lagi. Mungkin aku memang membutuhkan bahumu. Mungkin aku memang dingin dan membeku. Mungkin aku memang tak melihat, tersesat dalam kebodohan, mengabaikanmu yang selalu ada untukku. Maukah kau? + Baiklah... ~ Sudahlah... Aku hanya ingin memelukmu, merasakan setiap detak jantungmu, merasakan hangatnya tubuhmu, kehadiranmu agar aku tak lagi beku. Siapa yang tahu usia?, Siapa yang sanggup menebak masa? aku tak tahu apa aku bisa menemukanmu lagi seandainya kau berlalu sebelum aku tahu cintamu. Tinggallah sebentar, aku pun ingin dapat mencintaimu. Jangan pernah tinggalkan aku. + Tenanglah, aku ada disini untukmu, sekarang, dan nanti di setiap hari saat kau mulai terbangun hingga kembali tertidur di saat malam... ~ Bimbing aku mencintamu... =SachsTM= ***Selamat menikmati - kritik, makian, dan pujian sangat berarti bagiku :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H