--untuk Bernardus Prasodjo: Â
Ayah Khong Guan
pada suatu kangen yang entah,
geraham bergoyang, kriuk---
menggerus renyah rindu
masih belum dan akan berakhir
nyam-nyam, jika digelindingkan,
aduhai malam.
kaleng Khong Guan tersaji di meja,
lidah menyudu serpih kenang
sejari saja,
kepak biskuit di dinding pembatas
menyergap minggu sore yang gulana.
di langit-langit mulut
kering remah rengginang
menggemakan riak senja.
lalu kau datang---
membawa segelas susu sapi
dan sesudip gincu meriangkan
ilalang rimba yang telanjur
demam sepanjang desember.
**
M Sanantara
Bgr, 28122024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H