Endank Soekamti punya cara unik dalam merayakan hari ulang tahun Ibu Saridjah Niung Bintang Soedibio atau yang lebih akrab disapa Ibu Soed pada tanggal 26 Maret kemarin.
Grup band yang digawangi oleh Tony, Dory, dan Erix itu mengunggah potongan sebuah video klip animasi yang menggambarkan tiga tokoh superhero yang tergabung dalam Super USA (Udin, Sukro, dan Amir) sedang membawakan lagu "Kereta Apiku" ciptaan Ibu Soed.
"Ini merupakan bentuk nyata tanggung jawab kami melestarikan lagu-lagu anak dan menyediakan tayangan yang ramah untuk anak-anak," tulisnya di awal video klip yang diunggah di akun instagram grub band tersebut, sebagaimana dikutip di laman liputan6.com.
Video itu sebetulnya tak hanya sebuah wujud apresiasi atas dedikasi Ibu Soed dalam menciptakan dan mengenalkan lagu anak, tetapi juga suatu “kampanye” agar masyarakat mencintai kembali lagu anak, yang pernah berjaya pada tahun 80-90-an.
Lagu Anak pada Era 90-an
Sebagai anak yang lahir pada era 90-an, saya merasakan betul betapa populernya lagu anak. Masih terpatri kuat di pikiran saya sejumlah lagu anak, seperti Potong Bebek Angsa, Bintang Kecil, dan Tik-Tik-Tik Bunyi Hujan, yang dinyanyikan dengan riang gembira sewaktu saya kecil.
Pada waktu itu, muncul pula penyanyi cilik, seperti Joshua Suherman dan Tasya Kamila, yang kemudian menjadi idola anak-anak berkat lagunya Air dan Libur Telah Tiba.
Namun demikian, kejayaan lagu anak kemudian berubah. Ibarat polesan bedak di wajah yang terkena air hujan, kejayaan itu pelan-pelan “luntur” tergerus oleh perubahan.
Hingga kini niat untuk mengembalikan lagi kejayaan lagu anak seperti sebelumnya sebetulnya telah lama ada. Bahkan, sejumlah aktris, seperti Dea Ananda, Chikita Meidy, dan Tina Toon, yang notabenenya pernah top sebagai penyanyi lagu anak sewaktu mereka kecil, sempat berkolaborasi mengampayekan “savelaguanak” di jagad youtube.
Walaupun mereka telah melakukan sejumlah upaya, tetap saja animo masyarakat belum kunjung terlihat, sehingga perkembangan lagu anak terasa “adem-ayem” saja sampai saat ini.
Teknologi Menggerus Eksistensi Lagu Anak?