Pada September silam, Yahoo Inc. mengakui bahwa sebanyak 500 juta akun yang terdaftar di situs tersebut telah “dijebol” sejumlah hacker dari pelbagai belahan dunia.
Kabar itu tentunya mengejutkan semua pihak, terutama setiap orang yang punya akun di website tersebut. Namun, berita yang lebih heboh lagi tersiar tanggal 14 Desember lalu bahwa pada tahun 2013 sebanyak 1 miliar akun di Yahoo juga sudah dibobol oleh para hacker. Sebuah “pembajakan” data yang konon kabarnya terbesar di dunia!
Mengapa Yahoo baru mengumumkannya sekarang? Semua itu tampaknya sengaja dilakukan karena para petinggi Yahoo takut kalau saham perusahaan internet lawas tersebut “tergerus” akibat pemberitaan tersebut.
Apalagi, perusahaan yang bermarkas di California itu tengah menghadapi “badai krisis” dalam bisnisnya. Makanya, petinggi Yahoo “tutup mulut” selama tiga tahun lamanya sebelum akhirnya membeberkan fakta itu ke publik.
Biarpun enggak separah Yahoo, kasus peretasan juga pernah terjadi belum lama ini. Sebut saja peretasan Pemilu AS yang diduga dilakukan oleh Rusia. Badan Intelijen Amerika Serikat, CIA, men-sinyalir adanya upaya “sabotase” dalam pemilu 2016.
Dugaan itu berpijak pada kasus peretasan yang dialami situs Partai Demokrat dan email milik Hillary Clinton, yang diduga dilaksanakan oleh pihak asing.
Akibat peretasan itu, sejumlah informasi penting terkait pemilu bocor, dan itu berpengaruh besar terhadap elektabilitas Hillary. Sampai saat ini, kasus tersebut masih diselidiki oleh pihak yang berwenang.
Sementara itu, akun facebook milik Mark Zuckerberg juga enggak luput dari “tangan jahil” para hacker. Segelintir hacker yang menamakan diri mereka sebagai “Ourmine” berhasil mengakses akun facebook miliknya. Hal itu tentunya mengejutkan mengingat Zuckerberg adalah orang nomor satu di fb.
Uniknya, Ourmine membeberkan kalau password akun fb Zuckerberg ternyata hanya terdiri atas tiga suku kata, yaitu “bababa”. Kasus yang dialami oleh Zuckerberg tergolong sebagai cyber crime karena melibatkan sekelompok hacker, yang bergerak secara terorganisir.
Setelah mencermati pelbagai kasus peretasan di atas, kita tentunya bertanya-tanya apa sih motivasi para hacker itu sewaktu “mengobok-obok” situs orang lain? Setidaknya ada empat motivasi yang membikin para hacker berbuat demikian.
Pertama, mereka ingin memamerkan kemampuan dalam meretas sistem. Biasanya itu dilakukan oleh para hacker yang berusia muda untuk menunjukkan kejeniusannya dalam meretas sistem kepada teman-teman komunitasnya.