Ke Pasar Minggu naik kereta api
Hendak pergi ke kondangan kawan
Daku menanti di peron nan sepi
Bunyi kereta tak jua tersiarkan
Pukul delapan pukul sembilan
Roda kereta melintasi rel baja
Di kepala teringat kenangan
Sebuah cerita yang telah lama
Pergi kuliah di kampus Rawamangun
Jangan lupa mampir ke Padang-Jawa
Di situ kami asyik berbalas pantun
Hingga lupa wisuda telah tiba
Dua April dua ribu tujuh belas
Di Gelanggang Remaja ada pesta
Masa lajang kawanku siap dilepas
Ijab kabul berlangsung tanpa kendala
Di laut dalam tersimpan mutiara
Kilaunya seterang batu intan
Temanku Haikal Bukhari namanya
Berpenampilan layaknya pangeran
Bukan bulan sembarang bulan
Di bawahnya bermesraan sejoli
Bertahun lewati masa pacaran
Henie pun akhirnya ia peristri
Pohon cemara bertumbuh di hulu
Enak betul berteduh di bawahnya
Kedua orangtua memberi restu
Biar sukses pernikahan mereka
Bidadari melantunkan lagu
Suaranya mendamaikan buana
Para kerabat berdoa selalu
Semoga langgeng sampai tua
Banyak batang tumbuh cendawan
Pangkas habis pakai pisau cukur
Walaupun mendapat banyak ujian
Suami-istri mesti rukun dan akur
Burung elang terbangnya tinggi
Lengking pekiknya bagaikan kilat
Pengantin beroleh bahagia duniawi
Bahagia surgawi niscaya didapat
Amin.
2 April 2017
Selamat kepada Haikal Bukhari dan Henie Oktaviana yang Menikah pada hari ini!
Karya ini diikutsertakan dalam rangka memeriahkan ulang tahun kedua Rumpies The Club.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H