Jeru (Gilga Sahid) adalah vokalis "Konco Seneng" yang bermimpi membawa bandnya sukses dan terkenal. Dalam mewujudkan impiannya, dia didampingi oleh pacarnya, Bethari (Happy Asmara), seorang putri keraton Solo, yang memang sangat mendukung impian Jeru.
Konflik mengemuka ketika hubungan sejoli tersebut ditentang keras oleh Paman Bethari, Gusti Argo (Ariyo Wahab). Alasannya sederhana. Gusti Argo menilai, adalah bukan hal yang pantas apabila seorang ningrat menjalin cinta dengan orang biasa.
Berbagai upaya dilakukan oleh Gusti Argo untuk membubarkan hubungan tersebut, mulai dari mengintervensi pertunjukan Konco Seneng hingga mempersulit band tersebut masuk dapur rekaman.
Dengan segala cobaan tadi apakah hubungan Jeru dan Bethari bakal berlanjut atau putus?
Cerita Cinta yang Klise
Sejujurnya tidak ada yang menarik dari cerita film Ambyar Mak Byar. Ceritanya sangat klise, sehingga endingnya mudah ditebak. Alhasil, baru menonton separuh jalan cerita, saya sudah merasa bosan, karena bisa menebak akhirnya bahwa "setelah hujan badai yang deras, akan muncul pelangi yang indah."
Oke, katakanlah Ambyar Mak Byar bukan film yang menawarkan cerita yang bermakna, tapi tak ada hal lainkah yang disuguhkan film ini? Ada. Jawabannya terletak pada penampilan Gilga Sahid dan Happy Asmara. Bagi penggemar musik berbahasa Jawa, kedua nama tadi tentu sudah tidak asing. Sebab, mereka memang terkenal mampu membawakan tembang-tembang campursari yang enak didengar.
Setidaknya itulah yang saya perhatikan di bioskop. Dari pengamatan saya, ada beberapa orang yang hadir tampak menikmati lagu campur sari yang dinyanyikan di dalam film. Bahkan, ada pula yang berjoget. Agaknya film ini memang ditujukkan kepada masyarakat yang suka mendengar campursari dan sebagainya.
Jadi, kalau kamu mencari film yang ceritanya bermakna maka Ambyar Mak Byar bukanlah film yang cocok. Namun kalau kamu ingin menikmati lagu-lagu campursari, film ini menawarkan hal tersebut.
Salam.