Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Bosan Jadi "Budak Korporat", Lebih Baik Berbisnis?

10 Juni 2024   10:00 Diperbarui: 12 Juni 2024   08:30 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa waktu yang lalu, saya bertemu dengan seorang teman, yang secara khusus ingin bertanya tentang bisnis toko sembako, yang sekarang sedang saya jalani. 

Rupanya dia memang punya rencana untuk membuka toko sembako, sehingga dia membutuhkan informasi dari saya tentang cara mengelola toko tersebut agar tokonya mampu bertahan, dan syukur-syukur bisa menghasilkan keuntungan yang bagus dalam jangka panjang.

Tentu saja pertemuan yang berlangsung sekitar satu jam itu tidaklah cukup. Saya tidak bisa menerangkan segala aspek yang dibutuhkan untuk membuka toko dalam waktu sesingkat itu. 

Jadi, ketimbang lebih banyak berbicara, saya justru lebih banyak bertanya dan mendengar. Saya ingin memahami kondisi teman saya, sekaligus menemukan motivasi terkuatnya untuk memulai bisnis tersebut.

Sebelum terpikir membuka usaha, teman saya bekerja sebagai karyawan swasta. Kurang-lebih sudah lima tahun, dia berkecimpung di dunia korporat. Namun, pada usia 27 tahun, ia memutuskan stop. Dia "resign" dari kantornya dengan alasan sudah "bosan". Sebetulnya di umurnya yang masih terbilang muda, dia bisa saja mencari pekerjaan lain.

"Tapi, masalahnya, Koh, kalau cari kerja di tempat lain, gue pasti dapat pekerjaan yang sama kayak sebelumnya," katanya. "Gak bakalan jauh-jauh."

Hal itu sangat bisa dimaklumi, mengingat perusahaan biasanya melihat pengalaman calon karyawan sebelum melakukan perekrutan. Jika di kantor sebelumnya, calon karyawan tadi sudah berpengalaman di bidang keuangan misalnya maka pekerjaan yang ditawarkan tentunya tidak jauh-jauh dari bidang tersebut. 

Jadi, umumnya akan sangat sulit apabila calon karyawan tadi berpindah posisi. Sebab, dia mesti belajar lagi dari nol, dan belum tentu dia cocok dengan posisi yang baru.

Saya tidak mengkritik atau menyalahkan keputusannya tersebut. Saya justru memakluminya karena saya dulu pun pernah bekerja sebagai karyawan selama lebih dari lima tahun. Jadi, saya mengerti perasaannya, situasinya, dan alur berpikirnya.

Semua keputusannya untuk membuka toko adalah sepenuhnya urusannya pribadi. Saya tidak melakukan intervensi terhadapnya. Namun, sejak awal pertemuan, saya menekankan kepadanya bahwa menjadi seorang pengusaha bukanlah hal yang mudah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun