Apa yang terlintas di pikiran Anda sewaktu mendengar kata "modal" dalam investasi saham? Mungkin sebagian bakal langsung terpikir soal uang. Hal itu memang tidak keliru, tetapi juga tidak sepenuhnya benar.Â
Adalah betul, bahwa dalam berinvestasi saham, kita membutuhkan modal berupa uang. Uang inilah yang kemudian akan dipakai untuk membeli lembaran saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Tanpa uang yang cukup, jangan harap kita bisa memiliki saham yang diinginkan.Â
Namun demikian, jika dilihat dari sudut pandang yang lebih luas, maka uang sebetulnya bukanlah satu-satunya modal yang wajib dimiliki seseorang agar sukses berinvestasi saham. Ada modal lain, yang kadang luput dari perhatian, tetapi mempunyai peran yang begitu besar dalam menentukan keberhasilan sebuah investasi.Â
Modal yang dimaksud adalah pengetahuan dan keberanian.Â
Dalam diri banyak orang, kedua modal ini kadang bisa saling selaras, kadang bisa pula saling bertentangan satu sama lain. Ada orang yang mempunyai pengetahuan yang mumpuni soal pasar modal. Orang tersebut hafal betul teori-teori seputar investasi yang terkesan "jelimet", sehingga mampu menjawab pertanyaan apapun dengan penuh percaya diri.Â
Sebaliknya, ada juga orang yang begitu berani berinvestasi saham tanpa didasari oleh pengetahuan yang baik. Bagi orang tersebut, yang penting adalah "take action". Percuma punya banyak teori, tetapi tidak dilaksanakan. Sungguh mubazir!Â
Hal itu memang tidak salah. Kalau terus-menerus takut, kapan seseorang akan mulai menjajal investasi saham? Namun, tetap saja ada risiko besar yang mesti ditanggung kalau orang tadi asal berinvestasi saham hanya dengan bermodalkan rasa nekad semata.Â
Contohnya ada banyak. Ingat kasus Jiwasraya yang sempat bikin heboh pada tahun kemarin? Begitu kasus tadi terbongkar, manajemennya diketahui begitu berani menggunakan uang perusahaan untuk membeli "saham-saham gorengan" dengan harapan bisa meraup untung besar dalam waktu yang singkat.Â
Namun, seiring berjalannya waktu, alih-alih terwujud, haparan tersebut malah terus tergerus, seperti halnya harga saham yang dibelinya. Akibatnya tentu bisa ditebak. Jiwasraya menderita kerugian hingga triliunan rupiah!