Sejak PSBB diberlakukan beberapa bulan lalu, saya lebih sering berbelanja secara online daripada offline. Ada berbagai macam barang yang saya beli. Mulai dari sabun muka, buku, hingga peralatan sepeda. Semuanya bisa didapat dengan mudah di beberapa situs belanja online.
Karena dulu cukup sering dilakukan, maka aktivitas ini kemudian jadi sebuah kebiasaan. Hampir setiap bulan ada saja barang yang saya beli secara online. Alhasil, biarpun PSBB sekarang sudah dilonggarkan, namun "hobi" belanja barang secara online yang saya lakukan masih saja berlanjut.
Boleh jadi, "hobi" tersebut juga dilakoni oleh orang lain. Maklum, sebagaimana diberitakan di sejumlah media, tren berbelanja secara online memang meningkat selama pandemi. Ada begitu banyak orang yang memanfaatkan situs tadi untuk memperoleh barang yang dibutuhkan dan diinginkan.
Meskipun tren ini masih akan berlanjut, namun kita mesti waspada terhadap "jebakan" belanja secara online yang dipasang oleh oknum tertentu. Beberapa minggu lalu, kasus "jebakan" semacam ini sudah terlihat.
Sebut saja kasus yang dialami seorang wanita di Palembang. Wanita ini mengaku terjebak oleh "iklan palsu" yang menawarkan sebuah ponsel, yang dijual dengan harga yang begitu murah. Ia tergiur pada penawaran iklan tersebut karena bisa mendapat ponsel keluaran terbaru senilai Rp 13 juta dengan hanya membayar Rp 6 juta saja.
Saat membuka paket tadi, wanita itu terkejut. Sebab, isinya bukan ponsel sebagaimana yang dijanjikan, melainkan kartu remi! Karena merasa sudah ditipu, maka ia kemudian melaporkan kejadian tersebut ke pihak yang berwajib.
Kasus "jebakan" demikian sebetulnya tak hanya ditemui ketika berbelanja barang secara online, tetapi juga tatkala kita bertransaksi saham. Maklum, seperti halnya sebuah situs belanja online, di dalam investasi saham, juga terdapat beberapa "jebakan" yang perlu diwaspadai. Jangan sampai, karena lalai mengenalinya, maka investor menanggung kerugian yang besar.
Berdasarkan pengalaman, setidaknya ada 5 macam jebakan yang umumnya cukup sering saya jumpai di pasar saham. Â Â
1. "Jebakan Saham Murah"
Membeli saham murah memang menarik, tetapi kita mesti mewaspadai hal ini. Sebab, biarpun di bawah harga wajar, namun saham yang terkesan "murah" tadi belum tentu benar-benar murah.Â
Bisa saja sahamnya memang "murahan", sehingga selama apapun jangka waktu investasi yang kita habiskan, harganya bakal susah terangkat. Alhasil, kalau kita berinvestasi di saham ini, maka hal itu hanya buang-buang waktu, dan berisiko merugi akibat salah ambil keputusan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!