Dalam pertandingan sepak bola, jika ada pemain yang tampil kurang cemerlang, maka pelatih umumnya bakal mengeluarkan pemain tadi dari lapangan, lalu memasukkan pemain lain yang dinilai mampu mengubah "irama permainan".
Tindakan ini merupakan salah satu strategi yang biasa diterapkan oleh semua pelatih sepak bola. Dengan menjalankan strategi ini, sang pelatih berharap pemain yang baru masuk dapat "memompa" semangat tim, sehingga tim bisa memecah kebuntuan dan bahkan meraih kemenangan.
Pada sejumlah laga, strategi ini cukup mumpuni. Pasalnya, kehadiran pemain baru dapat menjadi penentu kemenangan. Sudah ada cukup banyak contoh yang memperlihatkan hal ini.
Sebut saja aksi yang sering diperlihatkan beberapa pemain pengganti, seperti Olivier Giroud (Chelsea) dan Divock Origi (Liverpool). Saat aliran serangan mandek, keduanya acapkali dimasukkan pada pertengahan laga, dan ajaibnya, mereka mampu mencetak gol krusial untuk tim.
Tak hanya di jagat sepak bola, "supersub" juga terdapat dalam investasi saham. Jika ditelaah lebih dalam, ada saham-saham tertentu yang layak disebut "supersub", karena kehadirannya bisa membalikkan kerugian menjadi keuntungan.
Saya sendiri cukup beruntung memiliki "saham supersub" demikian. Berkat saham tadi, capital loss yang saya alami jadi berkurang drastis.
Jika diingat-ingat, maka pembelian saham tadi sebetulnya terjadi tanpa disengaja. Saya ingat, beberapa bulan lalu, akibat IHSG crash, portofolio saya pun begitu berantakan. Banyak saham-saham yang saya pegang mengalami loss. Tidak tanggung-tanggung, nilai lossnya bahkan bisa mencapai dua digit!
Meski begitu, di tengah situasi yang serba gamang, saya berupaya berpikir dengan tenang. Dalam kondisi krisis demikian, ketenangan berpikir memang diperlukan, supaya saya tidak salah dalam mengambil keputusan. Alhasil, alih-alih menjual semua saham saya, saya memilih menunggu kabar baik yang bakal muncul.
Untungnya, berita baik itu muncul dalam waktu yang relatif cepat, sehingga situasi yang tadinya penuh dengan kekacauan pelan-pelan mulai membaik. IHSG yang sebelumnya sempat jeblok di bawah level 4000 sedikit demi sedikit terangkat hingga 4900-an.