“Gila! Uang koin kelapa sawit dijual seharga 100 juta Rupiah per keping?”
Demikian komentar yang terlintas di benak saya saat membaca berita tentang harga jual uang kuno tersebut di sejumlah ecommerce. Berita tadi memang lumayan ramai dibicarakan oleh para warganet, mengingat ada cukup banyak orang yang menjual koin pecahan 1000 Rupiah tadi dengan harga fantastis!
Mungkin “penggelembungan” harga tadi hanyalah sebuah “gimmick” yang sengaja diciptakan untuk mendongkrak nilai jual koin tersebut di pasaran. Maklum, kalau menjadi viral, maka bukan mustahil, akan ada banyak orang yang merasa penasaran dan tertarik memburunya.
Alhasil, sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran, maka harga pasarannya pun berpeluang meningkat.
Namun demikian, jelas kenaikan harga tadi merupakan sebuah spekulasi yang cukup “berbahaya”. Jika hal ini berlangsung cukup lama, bisa saja, akan ada orang yang menjadi “korban” atas aksi spekulasi tersebut.
Jika berkaca pada kasus yang sudah-sudah, maka hal ini tentu mungkin saja terjadi. Ingat fenomena batu akik yang sempat bikin heboh beberapa tahun lalu? Pada waktu itu, saya ingat, batu akik begitu banyak dibicarakan dan digandrungi.
Penjual batu akik mendadak menjamur dalam waktu singkat, orang-orang ramai mengoleksi batu akik, dan harga batu akik pun sempat melambung tinggi. Mulai dari ratusan ribu hingga ratusan juta Rupiah!
Sampai tulisan ini dibuat, saya belum lagi mendengar kabar bahwa ada orang yang bersedia menggelontorkan banyak dana hanya untuk membeli sebuah batu.
Boleh jadi, koin kelapa sawit yang sekarang sedang nge-tren pun akan “bernasib” sama dengan batu akik. Popularitasnya melejit dalam waktu cepat, lalu surut secara perlahan, hingga akhirnya lenyap sama sekali.