Jika diibaratkan sebuah saham, Kompasiana mungkin termasuk tipe "Stalwart". "Stalwart" adalah tipe saham yang menunjukkan pertumbuhan yang kuat dan mantap dari tahun ke tahun. Saya kira tidak berlebihan kalau tipe itu disematkan untuk Kompasiana. Sebab, saat platform sejenis banyak yang vakum atau tumbang, Kompasiana masih dapat terus bertumbuh dan berkembang.
Tanpa terasa, pada tahun ini, Kompasiana merayakan hari jadinya yang kesebelas. Untuk ukuran manusia, usia tersebut mungkin masih terbilang muda. Namun, bagi sebuah perusahaan, boleh jadi, angka tersebut dianggap sebagai sebuah kemapanan.
Hal itu tentu wajar mengingat bisnis adalah sesuatu yang "rapuh". Berdasarkan survei, hanya 5 dari 10 perusahaan yang mampu bertahan melewati usia 1 tahun, tetapi hanya 1 perusahaan yang sanggup terus melaju sampai tahun ke sepuluh. Semua itu bisa terjadi karena "seleksi alam" dan saya kira, Kompasiana sudah melampaui "seleksi alam" tersebut.
Biarpun sudah cukup lama, bukan berarti saya langsung aktif menulis di Kompasiana. Awal-awal saya lebih banyak menjadi pembaca. Bertahun-tahun saya lebih sering menikmati konten yang dibikin orang lain tanpa terpikir membikin tulisan sendiri secara rutin.
Baru pada tahun 2016, saya mulai sering memposting tulisan pribadi. Tema apa saja saya garap, kemudian saya publikasikan di Kompasiana. Makanya, jangan heran, sewaktu melakukan "tapak tilas", artikel yang pernah saya tulis terlihat kaya warna, kaya tema, mirip "gado-gado".
Sejak saat itulah, saya mulai rajin berbagi pemikiran dan pengalaman di Kompasiana. Hanya di Kompasiana. Saya memang sempat membikin tulisan di platform lain dan blog pribadi. Namun, ujung-ujungnya semuanya saya tinggalkan. Saya memilih "memarkirkan" tulisan-tulisan saya di Kompasiana saja, tanpa terpikir hijrah ke media tetangga.
Alasannya? Karena Kompasiana menawarkan banyak hal kepada saya. Di antaranya ialah saya mendapat ruang untuk menyalurkan kegelisahan saya.
Saya bukanlah penulis yang andal. Kadang tulisan-tulisan saya hanya menyuarakan hal-hal kecil. Sesuatu yang sederhana, yang mungkin saja bermanfaat untuk khalayak. Namun, di Kompasiana, hal-hal kecil itu punya kesempatan untuk menyapa masyarakat luas dan mendapat tanggapan yang beragam.
Hal itulah yang tidak saya peroleh kalau saya menyalurkan kegelisahan tersebut lewat media lain. Hal itu jugalah yang menyebabkan saya "susah" meninggalkan blog yang mengusung slogan #BeyondBlogging ini.
Berikutnya, hal lain yang bikin saya betah menulis di Kompasiana adalah Kompasiana sering menyelenggarakan acara-acara yang bisa membuka wawasan. Ada beberapa acara Kompasiana yang meninggalkan “jejak yang dalam” di batin saya.