Pada hari Senin (16/9), harga saham HMSP ternyata jatuh ke 2200. Tebakan saya ternyata tepat.
Di harga 2200, saya kemudian membeli kembali saham HMSP sebanyak 1000 lot. Uang yang dikeluarkan dari pembelian itu adalah 220 juta rupiah (2200 X 100.000 lembar saham).
Sisa uang di tangan saya berjumlah 60 juta (280 juta -- 220 juta). Itulah keuntungan yang saya peroleh dari strategi short selling.
Selebihnya, saya mengembalikan 1000 lot saham HMSP kepada perusahaan sekuritas, sekaligus menebus uang jaminan.
Strategi ini memungkinkan setiap investor bertransaksi saham tanpa modal. Sebab, semua modal yang dipakai merupakan pinjaman dari pihak lain.
Sekilas strategi ini tampak mudah dilakukan. Namun, sesungguhnya tidak demikian. Ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan. Pasar saham tidak semudah dan sesederhana itu.
Lagipula risiko yang ditanggung oleh investor juga besar. Strategi ini memang cocok diterapkan ketika harga saham akan jatuh. Investor harus mempunyai alasan yang kuat bahwa hal itu benar-benar akan terjadi.Â
Sebab, kalau yang terjadi justru sebaliknya, bisa-bisa investor rugi besar lantaran salah membikin perkiraan. Â
Saya pribadi menghindari strategi ini. Selain sifatnya yang sangat spekulatif, dari segi moral, strategi ini sungguh merusak.
Betapa tidak, kalau memakai strategi ini, kita akan selalu berharap sesuatu yang buruk yang terjadi. Kita mengharapkan harga saham hancur besar-besaran.