Sebab, dengan adanya relokasi tersebut, dana investasi akan mengucur deras, banyak lapangan kerja akan tersedia, dan perekonomian negara yang bersangkutan akan lebih kuat.
Sayangnya Indonesia malah gagal mengambil "kesempatan emas" tersebut. Sampai tulisan ini dibuat, belum ada satu pun dari perusahaan tadi yang berniat membuka bisnis baru di tanah air.
Perusahaan tadi lebih tertarik berinvestasi di negara tetangga, seperti Vietnam, Thailand, Singapura, dan Malaysia. Lagi-lagi Indonesia mesti menerima "kenyataan pahit" karena kalah bersaing dengan negara lain, terutama Malaysia.
Kabar itu sontak membikin Presiden Jokowi kecewa. Kekecewaan tadi tentu beralasan sebab kalau dibandingkan dari luas teritori dan jumlah penduduk, Indonesia jelas lebih unggul.
Ekonomi? Indonesia adalah sebuah negara dengan pertumbuhan ekonomi yang baik. Hal itu tercermin dari pertumbuhan bursa saham yang luar biasa dalam 20 tahun terakhir hingga keberadaan empat startup yang menyandang status "unicorn" dan "decacorn".
Meskipun memiliki keunggulan demikian, anehnya, belum ada satu pun investor tersebut yang melirik Indonesia sebagai lahan yang subuh untuk berinvestasi. Mereka lebih berminat "mengguyur" negara tetangga dengan dana investasi yang berlimpah.
Setelah ditelusuri sebabnya, barulah diketahui bahwa persoalan perizinanlah yang kerap menghambat niat investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Birokrasi yang berbelit-belit dianggap kurang ramah terhadap investor.
Belum lagi sederet persoalan lain yang turut "menciutkan" minat investor untuk membenamkan modalnya di tanah air, seperti kualitas sumber daya manusia, pembebasan lahan, dan kepastian hukum.
Maka, jangan heran kalau para investor tersebut lebih terpincut membangun bisnis di negara-negara lain, yang dinilai lebih "ramah" dari segi birokrasi dan hukum. Investor sepertinya membutuhkan lebih banyak kepastian di tengah situasi yang serba tidak pasti, dan hal itulah yang bisa disediakan oleh negara-negara tersebut.
Hal itu tentu menjadi "pekerjaan rumah" yang mesti diselesaikan pemerintah. Kalau ingin menarik minat investor lain, pemerintah seyogyanya mesti memperbaiki sistem dan tata kelola. Dengan demikian, kekalahan yang dialami Indonesia sekarang sifatnya hanyalah sementara, sebelum akhirnya berbalik menuai kemenangan pada kemudian hari.
Salam.