Pada minggu ini, ribuan The Jakmania sedang "larut" dalam euforia. Sebab, klub kesayangan mereka, Persija, baru saja merengkuh gelar Juara Liga 1 2018.
Gelar tersebut diraih setelah Persija sukses mengempaskan Mitra Kukar. Lewat laga yang penuh dengan "drama" itu, Persija menang 2-1 atas Mitra Kukar, sekaligus memastikan diri sebagai jawara liga, yang terakhir kali mereka sabet 17 tahun silam.
Prestasi tersebut tentu mendatangkan banyak berkah bagi klub. Sponsor-sponsor baru besar kemungkinan akan berduyun-duyun menjalin kerja sama dengan klub. Semakin banyak kontrak kerja sama yang diteken, semakin sehat pula perekonomian klub. Hal itu bisa menjadi modal bagus bagi manajemen untuk mengatur keuangan.
Berbicara soal modal klub sepakbola, pikiran saya tiba-tiba teringat pada sebuah artikel yang dirilis di laman detik.com. Artikel itu memberitakan bahwa pada tahun 2017, ada 2 klub sepakbola yang disebut-sebut ingin melepas sahamnya di lantai bursa saham.
Biarpun pihak Bursa Efek Indonesia (BEI) enggan menyebut nama klub yang dimaksud, hal itu sontak menyita perhatian saya. Setahu saya, belum ada satu pun klub sepakbola di Indonesia yang menggelar Initial Public Offering (IPO) alias pencatatan saham perdana. Jika hal tersebut sampai jadi dilaksanakan, sejarah baru tentu akan tercipta di kancah sepakbola tanah air.
Dengan melepas sebagian sahamnya ke publik, manajemen klub tentu ingin memperoleh dana segar. Dana itu nantinya bisa dialokasikan untuk belanja pemain, merenovasi stadion, dan membayar biaya operasional.
Dana itu juga bisa mengurangi ketergantungan terhadap anggaran pemerintah daerah. Sebab, ada beberapa klub di tanah air yang masih disokong oleh APBD. Jadi, dengan mendapat suntikan modal dari pasar saham, ekonomi klub tentu bisa jauh lebih sehat.
Biarpun digadang-gadang sebagai sebuah terobosan luar biasa, langkah klub sepakbola untuk melakukan IPO sebetulnya sudah lazim dilakukan. Di luar negeri, sudah ada sejumlah klub sepakbola yang menawarkan sahamnya kepada masyarakat.
Sebut saja klub Manchester United, yang melantai di bursa New York alias New York Stock Exchange pada tahun 2012. Klub yang berjuluk "Setan Merah" itu mencatatkan saham perdana dengan memakai kode emiten MANU dan menjual sahamnya pada kisaran harga 14 dollar. Sampai sekarang sahamnya masih diperdagangkan.
Kenaikan harga tersebut disebabkan beberapa faktor. Di antaranya ialah prestasi Juventus yang mentereng di Liga Italia. Sejak tahun 2012-2018, Juventus sukses menjadi jawara liga berturut-turut. Konsistensi itu tentunya mampu meningkatkan pemasukan bagi klub, yang secara langsung akan mendongkrak harga sahamnya di bursa.