Sebagai brand fashion yang sedang berkembang saat ini, NoonaKu Signature ternyata punya sejarah yang unik. Ia berawal dari sebuah buket bunga. Kepada saya, Florentia Jeanne Sutanto, Co-Founder NoonaKu, berbagi kisah tentang bagaimana sebuah buket bunga yang didapatnya dalam acara pernikahan "disulap" menjadi sebuah perusahaan fashion yang produk-produknya kini berhasil menembus pasar Singapura.
Florentia menuturkan awalnya berniat menjalankan usaha untuk membantu meringankan biaya kuliah yang ditanggung oleh orangtuanya.Â
Niatan itu kemudian mendapat jalan setelah ia berhasil memperoleh buket bunga yang dilempar oleh pengantin dalam sebuah acara pernikahan. Sebagai hadiah, ia pun membawa pulang blackberry. Ponsel itu lalu dijadikannya sebagai "modal usaha".
Setelah melakukan pertimbangan yang matang, Florentia kemudian memutuskan menjadi pengusaha di bidang fashion. Sebuah "jalan hidup" yang berbeda dengan profesi yang ditekuni keluarganya. Pasalnya, sehari-hari ayahnya bekerja sebagai guru dan ibunya adalah ibu rumah tangga.
Jadi, Florentia sebetulnya bukan berasal dari keluarga pengusaha, dan pada saat mengawali bisnis pun, ia hampir tak memiliki modal, kecuali keberanian, semangat, dan keyakinan yang kuat. Walaupun demikian, dengan niat untuk meringankan beban orangtua, bersama adiknya, yakni Felicia Febry, ia mantap memulai NoonaKu Signature pada tahun 2011.Â
Pemberian nama NoonaKu sendiri bukannya tanpa alasan. Bagi Florentia, ada yang spesial pada nama tersebut. "Kalau dilihat, K-nya NoonaKu yang ditulis huruf besar merujuk pada Tuhan; Noona artinya 'wanita'; jadi, NoonaKu (artinya) adalah 'wanitanya Tuhan'," terang lulusan Ekonomi Akuntansi Universitas Tarumanagara dengan IPK 3,65 tersebut.
![outlet NoonaKu Signature (sumber: dokumentasi adica)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/11/30/img-20181120-072920-949-2-5c00b2b543322f703f4db9e2.jpg?t=o&v=770)
Pelan-pelan usaha mereka pun bertumbuh. Keuntungan yang didapat terus diputar untuk keperluan bisnis. "Pokoknya di Indonesia kita harus rajin dan kerja keras," kenang Florentia pada saat merintis NoonaKu dari bawah.
Biarpun lumayan berkembang, usaha yang mereka tekuni bukannya tanpa rintangan. Ada saja kendala yang menghambat jalannya usaha. Satu kendala yang sering dialami keduanya ialah ketidaksesuaian antara foto dan barang.
"Itu terjadi karena pada awalnya kami memulai tanpa modal. Jadi, kami masih menjadi reseller dan menggunakan foto dari supplier. Oleh karena supplier pakai gambar yang diambil dari Google, ketika barang sampai ke customer, banyak yang kecewa karena tidak sesuai barang aslinya," tutur Florentia.
Berbekal dari pengalaman tersebut, ketika modal sudah terkumpul, Florentia kemudian mulai memproduksi fashion sendiri. Ia berkomitmen memfoto produk langsung dari barang aslinya agar produk yang sampai sesuai dengan foto yg dilihat customer. Â