Sebagai bagian dari resolusi tahun 2017, sejak beberapa waktu yang lalu, saya mencoba menerapkan "Walk to Work". "Walk to Work" ialah program pribadi saya yang bertujuan menjaga kebugaran tubuh dan "menggerus" timbunan lemak di perut. Wkwkwkwkwkwkwkwkwkw. Maklum saja, hampir delapan jam sehari, saya hanya duduk bekerja di depan laptop. Makanya, saya merasa kurang olahraga. Akibatnya, tubuh ini terasa lebih mudah lelah, perut tambah "berisi", dan stamina lebih cepat terkuras manakala saya sedang membutuhkannya untuk "melibas" tugas-tugas di kantor.
Akhirnya, seperti Mahapatih Gajahmada, saya kemudian membuat "ikrar". Hanya bedanya, kalau Mahapatih Gajahmada berikrar akan menaklukkan kerajaan-kerajaan di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit, saya cukup berikrar berolahraga demi kesehatan saya saja. Wkwkwkwkwkwkwkwk. Makanya, atas dasar itulah, saya kemudian mencanangkan program "Walk to Work" minimal seminggu sekali.
Untungnya, letak kantor saya lumayan dekat dari Stasiun Tebet, tempat saya biasa turun saat saya pergi menuju kantor. Kalau dilihat di map, jarak dari Stasiun Tebet ke kantor "hanya" 1,2 kilometer. Lumayan. Sebab, jarak tersebut terbilang "dekat", dapat ditempuh dalam waktu sekitar dua puluh menitan dengan berjalan kaki, dan masih bisa ditoleransi oleh daya tahan tubuh saya. Makanya, begitu tiba di kantor setelah menjalankannya, biarpun berkeringat, tubuh saya terasa nyaman dan enak "diajak" bekerja.
Persiapan Walk to Work
Untuk menjalankan program tersebut, saya menyiapkan beberapa hal. Tentu saja persiapan itu sangat sederhana, seperti berangkat kerja lebih awal. Oleh karena kantor saya mulai kerja jam sembilan, saya biasanya datang lebih awal. Dari Stasiun Bekasi, saya berangkat sekitar jam tujuh dan biasanya akan tiba di Stasiun Tebet sekitar jam delapan. Nah, masih ada jeda waktu satu jam dan kesempatan itulah yang saya ambil untuk melakukan "Walk to Work".
Namun demikian, ada hal lain yang mesti dicermati sebelum kita mulai berjalan kaki ke kantor. Perbanyaklah minum air. Hal itu bertujuan supaya tubuh kita terhindar dari dehidrasi dalam perjalanan. Sebab, biarpun hanya jalan kaki seperti biasa, ada energi yang terkuras dan cairan tubuh yang terbuang lewat keringat. Jangan sampai aktivitas itu justru membikin tubuh keletihan. Pasalnya, kita masih membutuhkan lebih banyak tenaga untuk menggempur semua "amanah" dari kantor.
Saya "memetik" pelajaran itu pada awal-awal pelaksanaan program tersebut. Pada saat itu, saya lupa membawa air minum, tetapi tetap nekat menjalankannya. Dalam perjalanan, alih-alih merasa lebih segar, saya malah merasa sangat lelah. Hasilnya? Jelas kontraproduktif. Saya sudah terlalu capai begitu menjejakkan kaki di kantor dan lemas menyelesaikan tugas sepanjang hari. Makanya, perbanyaklah minum air putih untuk mencegah dehidrasi.
Selanjutnya, jalanilah program tersebut dengan perasaan senang. Saya merasa yakin bahwa kegiatan apapun yang dilaksanakan dengan hati yang riang akan memberi jauh lebih banyak manfaat. Pasalnya, kita tidak menganggapnya sebagai "kewajiban" untuk berolahraga, tetapi sebagai suatu "kesenangan". Makanya, kalau Anda senang mendokumentasikan perjalanan Anda, sempatkanlah ambil foto sepanjang perjalanan. Anggaplah Anda sedang pergi jalan-jalan, seperti yang saya lakukan. Wkwkwkwkwkwkwkwwk.
Bagi saya, program "Walk to Work" adalah hal kecil yang bisa menghasilkan dampak besar. Sebab, dengan menjalani program itu, saya tak hanya mendapat tubuh yang segar, tetapi juga menghemat ongkos perjalanan dan mampu meningkatkan produktivitas selama bekerja. Buktinya, saya sanggup merampungkan tugas kantor, menulis artikel untuk Kompasiana, dan menjalani pekerjaan lain dalam waktu yang hampir berdekatan. Wkwkwkwkwkwkwkwkwkwk.