Jika masyarakat umumnya merayakan HUT RI dengan mengadakan sejumlah lomba, seperti balap karung, makan kerupuk, dan panjat pinang, saya malah antusias mengikuti "lomba" beli KPR. Lomba yang satu ini memang agak "spesial", beda dari yang lain.
Kalau lomba lainnya "mudah", "murah", dan "meriah", lomba ini justru sebaliknya. Ibarat permainan catur, dalam melakukannya, kita dituntut cermat menyusun strategi dan "pintar" membaca peluang.
Apalagi, kita pun harus merogoh "kocek" yang cukup dalam agar bisa memainkannya. Maklum saja, dalam "permainan" bisnis KPR, nilai transaksinya mencapai ratusan, atau bahkan miliyaran rupiah.
Makanya, sewaktu kita akan membeli KPR, semua langkah harus diperhitungkan seteliti mungkin. Jangan sampai kita salah ambil keputusan, sehingga uang yang digelontorkan sedemikian besar nilainya "terjun bebas" pada kemudian hari.
Biarpun menuntut banyak tenaga, waktu, dan analisis, anehnya, masih banyak orang yang terpincut mengikuti "perlombaan" tersebut. Dari tahun ke tahun, orang-orang seolah "berlomba" memiliki sejumlah KPR.
Mereka tentunya punya tujuan yang beragam. Ada yang memborong KPR untuk investasi. Ada yang ingin menjadikan KPR sebagai "mesin uang" dengan sistem sewa. Ada pula yang memang ingin mendapatkan KPR untuk tempat tinggal.
Perlombaan itu terlihat jelas sewaktu saya mengunjungi pameran Indonesia Properti Expo yang diselenggarakan oleh BTN di JCC pada tanggal 17 Agustus 2017. Awalnya saya mendatangi pameran tersebut hanya untuk "cuci mata" saja, sekaligus olahraga ringan.
Perjalanan saya ke lokasi dimulai dari Stasiun Bekasi. Saya agak mujur lantaran pergi pada hari ini. Soalnya, khusus hari ini, PT KAI menggratiskan semua rute perjalanan commuterline. Asyik!
Karena hari libur, acara pameran itu terlihat ramai pengunjung. Di depan pintu masuk terdapat antrean yang lumayan panjang. Sebelum menjelajah booth-booth yang terdapat di dalamnya, kita harus melakukan registrasi.