Teknologi itu sebetulnya telah lama digunakan dalam sejumlah pertandingan, tetapi belum semua liga di Eropa, khususnya, yang menerapkannya. Salah satunya adalah La Liga Spanyol. Biarpun disebut-sebut sebagai salah satu liga terbaik dunia, La Liga belum memakai teknologi garis-gawang dalam setiap partai yang dijalankan.
Semua itu terjadi lantaran Barcelona “merasa” sering dirugikan oleh keputusan wasit yang menganulir gol yang diciptakan para pemainnya. Sebagai contoh, gol Jordi Alba ke gawang Real Betis pada pertandingan yang dilaksanakan tanggal 29 Januari lalu dinyatakan tidak sah oleh wasit. Padahal, dari hasil rekaman, terlihat bahwa bola sudah melewati garis gawang dan seharunya itu dinyatakan gol.
Walaupun terus mendapat desakan agar segera memakai teknologi tersebut, para petinggi La Liga tetap bergeming. Mereka masih menolak usulan itu lantaran menilai bahwa penggunaan teknologi itu akan menghabiskan biaya besar. Sekadar diketahui, untuk memakainya selama 3 tahun, masing-masing klub harus menggelontorkan dana 7,9 miliyar.
- Semprotan “Anticurang”
Semprotan anticurang sebetulnya telah diproduksi sejak tahun 2000, tetapi baru diterapkan untuk laga internasional pada Piala Dunia 2014 di Brasil. Semprotan itu diciptakan oleh Heine Allemagne.
Ide pembuatannya sebetulnya berawal ketika Heine mendengar pernyataan komentator yang menyebutkan kecurangan pemain lawan saat menghalau sepakan bebas pada sebuah pertandingan. Akhirnya, peristiwa itu kemudian mengilhaminya untuk membuat teknologi yang dapat mengatasi kecurangan itu.
Heine pun kemudian melakukan serangkaian eksperimen dalam. Setelah mencoba pelbagai cara, terciptalah semprotan “antikecurangan”, yang terbuat dari bahan minyak sayur, yang bisa menguap di rumput dalam waktu satu menit.
- Video Replay
Teknologi Video Replay diproyeksikan akan digunakan pada Piala Dunia 2018 di Rusia. Oleh sebab itu, pada saat ini, penggunaannya masih dalam tahap uji coba.
Namun demikian, kehadiran teknologi itu tentu penting, sehingga bisa membantu wasit dalam mengambil keputusan. Setidaknya ada empat peristiwa penting yang akan menjadi fokus penggunaan teknologi tersebut.
Empat kejadian tersebut antara lain kejadian gol, keputusan penalti, keputusan kartu merah, dan kesalahan identitas seperti kasus Kierran Gibbs dan Alex Oxlade-Chamberlain saat Arsenal melawan Chelsea di musim 2013/2014.