Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

"Kiprah" Robot Medis di Rumah Sakit

28 Desember 2016   09:50 Diperbarui: 8 Februari 2017   07:32 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gambaran tangan-tangan robot yang “sibuk” bekerja di atas meja operasi sebuah rumah sakit barangkali hanya terdapat di dalam film. Namun, gambaran itu bisa menjadi nyata karena sejumlah rumah sakit kini sudah memakai “jasa” robot dalam menjalankan aktivitas medisnya.

Sebut saja robot medis yang sedang dikembangkan oleh sejumlah peneliti di Korea Selatan. Robot itu bertugas membantu dokter dalam melakukan operasi tertentu, seperti operasi tumor ganas di organ hati. Operasi itu memang membutuhkan tingkat keakuratan yang tinggi, sebab jika terjadi sedikit saja kesalahan sewaktu mengangkat tumor, bisa timbul komplikasi dan nyeri pada tubuh pasien. "Metode operasi semacam itu sebagian besar dilakukan lewat laparotomi (insisi di perut) karena merupakan prosedur yang sangat sulit,” kata Park Min-soo dari Rumah Sakit Universitas Kyunghee.

Namun demikian, kesukaran tersebut bisa berkurang berkat bantuan robot. Di ruang operasi, robot tersebut berfungsi membantu melakukan pembedahan sehingga kesalahan dalam melakukan sayatan dapat dikurangi. Maka, tingkat keberhasilan dalam operasi jauh lebih tinggi.

Robot lainnya yang juga banyak mempermudah tugas dokter di ruang operasi adalah Da vinci XI. Robot tersebut memang bukan robot otomatis. Ia dikendalikan langsung oleh para dokter ketika melakukan sebuah operasi. Kelebihan da Vinci XI adalah tingkat akurasi gerakan yang sangat presisi sehingga kesalahan pada operasi dapat diminimalkan.

inilah wujud robot da vinci xi/ http://timesofsandiego.com
inilah wujud robot da vinci xi/ http://timesofsandiego.com
Wakil presiden di Intuitive, Catherine Mohr, berkata, "Dengan sebuah alat genggam, seorang ahli bedah umumnya mempunyai tingkat keakuratan sayatan sekitar 100 mikrometer, atau sepersepuluh milimeter. Namun, kalau menggunakan da Vinci, seseorang yang tidak terlatih sekalipun dapat melakukan sayatan sedalam 50 mikrometer dengan akurat."

Sejauh ini, robot tersebut telah membantu kegiatan operasi di Royal Marsden Hospital. Pada masa depan, robot itu diharapkan mampu melakukan tugas yang lebih lengkap lagi, seperti memandu para dokter dalam mendeteksi posisi bedah yang tepat di tubuh pasien.

Sementara itu, terdapat pula robot medis lainnya, yaitu Molly, yang diproduksi oleh perusahaan Perancis Robosoft. Molly memang didesain tidak bisa berjalan atau bergerak. Namun, ia mampu melakukan berbagai tugas unik, seperti memantau tanda-tanda vital pada diri pasien dan mengirimkan gambar dan suara, yang memungkinkan anggota keluarga bisa memantau kondisi pasien dari jarak jauh.

molly, si robot perawat/ http://www.bristolhealthpartners.org.uk
molly, si robot perawat/ http://www.bristolhealthpartners.org.uk
Ia juga dilengkapi dengan berbagai permainan interaktif dan alat pengujian memori. Semua data itu kemudian direkam dan disimpan untuk studi yang dilakukan oleh para dokter. Kehadiran Molly di rumah sakit pun memperingan tugas suster yang berjaga.

Kiprah robot di rumah sakit bisa dipandang sebagai sebuah “terobosan” di dunia medis. Robot tak hanya mampu meningkatkan layanan di sebuah rumah sakit, tetapi juga membantu para dokter dalam menyelamatkan hidup pasien yang terkena penyakit kronis. Namun demikian, timbul sebuah pertanyaan, “Akankah robot menggantikan peran tenaga medis di rumah sakit pada masa depan?”

Pertanyaan itu tentu sulit dijawab karena kita sukar memprediksi perkembangan dunia medis ke depannya. Namun demikian, akan berbeda “cerita”-nya kalau pertanyaan sedikit diubah menjadi: “Bisakah robot menggantikan peran tenaga medis di rumah sakit pada masa depan?”

Jawabannya jelas tidak. Mengapa? Karena secanggih apapun sebuah robot, ia tidak memiliki “kedekatan emosi” seperti manusia. Ia tidak dapat mengungkapkan kebaikan hati, ketulusan, dan kasih sayang kepada pasien. Padahal, kedekatan emosi seperti itu berperan besar mempercepat pemulihan pasien.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun