Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Lagu Nasi Padang Layak Menjadi "Duta" Bahasa Indonesia

10 Oktober 2016   09:50 Diperbarui: 27 Oktober 2016   07:56 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Audun Kvitland Rostad Menyanyikan Lagu Nasi Padang dengan Puitis/ www.tribunnews.com

Terkesan idealis? Mungkin saja. Namun, sedikit demi sedikit bahasa Indonesia mulai dipelajari, diajarkan, dan dikomunikasikan oleh masyarakat mancanegara. Buktinya, Audun sampai terinspirasi membikin lagu 'Nasi Padang'.

Menurut hemat saya, lagu itu tak hanya menjadi wadah untuk berekspresi, tetapi juga 'duta' yang memperkenalkan Bahasa Indonesia ke masyarakat global. Saat kursus-kursus bahasa Indonesia terasa 'garing', lagu dapat menjelma media alternatif dalam mengajarkan bahasa.

Bahkan, menurut hemat saya, lagu bisa membantu mempercepat penguasaan suatu bahasa. Umumnya sewaktu mempelajari bahasa baru, kita mudah lupa akan sejumlah kosakata yang telah diajarkan. Namun, lain halnya, kalau kita belajar lewat lirik lagu. Selain gampang mengingat kosakata, kita pun merasa lebih santai karena asyik menyimak musik yang 'sedap' di telinga.

Lagu yang diciptakan Audun tentunya patut mendapat apresiasi. Lagu itu menandakan kalau Indonesia menjelma primadona, yang mempunyai daya tarik tersendiri di mata masyarakat mancanegara. Semoga saja, lewat lagu itu, masyarakat luar negeri tak hanya terpincut oleh lezatnya masakan Indonesia, tetapi juga tergoda belajar bahasanya.

Salam Bulan Bahasa.

Referensi:

  • “Lagu cinta warga Norwegia untuk nasi Padang”, www.bbc.com, diakses tanggal 9 Oktober 2016
  • “Lagu "Nasi Padang", Persembahan Pria Norwegia Ini untuk Indonesia”, www.kompas.com, diakses tanggal 9 Oktober 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun