Semua itu menjadi tanggung jawab mutlak bagi guru saat di sekolah (Malik dan Andayani 2004, 139). Sedangkan lingkungan masyarakat juga mempunyai andil dalam membina kepribadian dan membentuk akhlak generasi muda. Buya Hamka berkata pembentukan akhlak anak dalam masyarakat adalah keseluruhan budaya, komunitas sosial, dan segala unsur apapun yang tercakup di dalamnya yang dapat membentuk dan mendukung kepribadian si anak. Akhlak si anak dapat dikatakan sebagai cerminan dari bentuk akhlak masyarakat di mana ia berada (Hamka 1984, 13).
Jadi dapat dikatakan bahwa pendidikan karakter bukan hanya tugas dari tenaga pendidik semata, akan tetapi dari keluarga dan masyarakat juga ikut berperan dan bertanggung jawab mendidik dan membina akhlak mulia pada anak. Ketiga unsur ini tidak dapat berjalan dengan sendiri-sendiri harus menjalin kerja sama satu sama lainnya agar tujuan dari dari pendidikan nasional dapat tercapat sebagaimana yang diharapkan. Ketiga komponen ini harus mengerti betul perannya masing-masing agar konsep pendidikan karakter itu dapat tercapai seperti yang diharapkan sehingga fenomena aksi tawuran yang dilakukan oleh peserta didik dapat diatasi dengan baik. Wallahu A'lam Bishawab
Sumber Bacaan
Hamka, Lembaga Hidup,Jakarta: Pustaka Panjimas, 1984
Jalaludin, Teologi Pendidikan,Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003
Majid, Abdul dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012
Malik, Abdul dan Dian Andayani, PAI Berbasis Kompetensi, Konsep Dan Implementasi Kurikulum, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004
Muslich, Masnur, Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis  Multidimensional, Jakarta : Bumi Aksara,  2011
Nata, Abudin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997
................, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Isu-Isu Kontemporer Tentang Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013
Redaksi Sinar Grafika,UU Sisdiknas ( Sistem Pendidikan Nasional) 2003 (UU RI No.20 Th.2003), Sinar Grafika Offset, 2003