Memperingati Hari Anti Korupsi Internasional yang jatuh pada hari ini, saya ingin mengulas sedikit mengenai persoalan kejujuran. Hal ini berkaitan dengan spanduk yang diinisiasi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bertuliskan "Berani Jujur Hebat" yang dibentangkan di beberapa tempat di Jakarta untuk memperingati Hari Anti Korupsi Internasional. Bagaimana sebenarnya Jujur mampu menciptakan sesuatu yang hebat ? Berikut Saya Berikan Sedikit Nukilan Kisah dari Seorang Ulama besar Islam, Abdul Qadir Al-Jailani mengenai kejujurannya. (Bukan bermaksud bersikap fanatis, namun hanya mencoba memberikan contoh yang penulis ingat mengenai 'Jujur Itu Hebat") Alkisah, Abdul Qadir Al-Jailani di masa muda ingin menuntut ilmu ke negri Seribu satu malam. Sebelum pergi, ibunya memberikan sedikit uang dan mengamanahkan agar Abdul Qadir AL-Jailani Muda menjaga kejujurannya. Ia pun kemudian pergi ke Irak dengan menumpang kereta pedagang yang juga menuju ke Irak. Di Tengah Jalan, rombongan pedagang itu dicegat oleh sekelompok perampok. Para perampok itu pun merampas harta para pedagang tersebut. Anehnya, perampok-perampok yang bermuka sangar itu tidak melirik sedikitpun ke arah Abdul Qadir Al-Jailani muda, mungkin karena pakaiannya yang sederhana dan cenderung seperti seorang budak. Setelah selesai merampas semua harta pedagang, seorang perampok mendatangi Abdul Qadir. "Hai, Bocah apa kau membawa uang ?" tanyanya. Abdul Qadir pun menjawab dengan jujur bahwa dirinya mempunyai uang sebanyak 40 dirham. Merasa tidak percaya dengan perkataan bocah tersebut, sang perampok itu pun memanggil ketuanya. Pertanyaan yang sama pun di lontarkan oleh sang ketua perampok. Abdul Qadir pun masih menjawab dengan jawaban yang sama. Ketua perampok itupun akhirnya meminta Abdul Qadir menunjukkan uang tersebut. Saat ditunjukkan terperangahlah ia. "Hai, bocah. kenapa kau tidak berbohong saja kepadaku bahwa kau tidak memiliki uang, niscaya dengan itu harta dan nyawamu akan selamat," ujar kepala perampok yang tidak segan menghabisi korbannya itu. "Untuk apa aku berbohong, harta ini bukan milikku, tapi hanya dititipkan kepadaku untuk kupergunakan menuntut ilmu dan untuk apa aku takut kepada yang bukan selain tuhanku," tegas Abdul Qadir. Mendengar jawaban tersebut, Sang kepala perampok pun tersentak. Melihat anak muda yang jujur dan berani seperti itu, hati nuraninya pun tersentuh, hingga ia akhirnya bertobat dan menjadi seorang yang saleh. Menyimak kisah diatas sangatlah terlihat bagaimana jujur memang memiliki sebuah kehebatan. Apalagi bila jujur itu dibarengi dengan keberanian seperti slogan "Berani Jujur Hebat", hingga mampu merubah orang disekitarnya. Korupsi memang berasal dari ketidakjujuran, ketidakjujuran terhadap anggaran yang dipercayakan kepadanya. Tentu dengan ketidakjujuran tersebut membuat banyak orang sengsara, sebelum akhirnya yang tidak jujur itu harus menerima kesengsaraan setelah terbukti tidak jujur. Bayangkan bagaimana bila semua pejabat negara atau bahkan rakyat memegang kejujuran, pastinya orang-orang disekitarnya akan segan bersikap tidak jujur. Namun demikian karakter jujur juga memerlukan keteguhan, karena dengan keteguhan, karakter tersebut akan mampu ditularkan kepada yang lain, bukan jujur yang angin-anginan. Sebentar jujur, sebentar tidak. Semoga kita termasuk orang yang jujur. Selamat Merayakan Hari Anti Korupsi Internasional !!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H