Mohon tunggu...
Adib Insanul Godi
Adib Insanul Godi Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Hobi main badminton

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Eksistensi Tari Jaipong

6 Agustus 2024   09:25 Diperbarui: 6 Agustus 2024   09:38 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jaipong adalah salah satu bentuk kesenian tradisional Indonesia yang berasal dari Jawa Barat. Tarian ini tidak hanya menawarkan hiburan yang memukau, tetapi juga mencerminkan kearifan lokal yang mendalam, mencakup aspek sejarah, budaya, dan nilai-nilai sosial masyarakat Sunda. Dalam konteks globalisasi yang terus berkembang, memahami dan melestarikan kearifan lokal seperti Jaipong menjadi sangat penting untuk menjaga identitas budaya.

Jaipong muncul pada awal 1970-an sebagai sebuah inovasi dari tarian tradisional Sunda yang sudah ada sebelumnya. Penciptanya, Gugum Gumbira, mengadaptasi elemen-elemen dari tari jaipong klasik, dikombinasikan dengan musik dan gerakan yang lebih dinamis dan modern. Jaipong dikenal dengan irama gendang yang cepat, serta gerakan tubuh yang enerjik dan ekspresif. Tarian ini mencerminkan dinamika masyarakat Sunda yang bersemangat dan penuh warna.

Jaipong merupakan sebuah medium untuk menyampaikan nilai-nilai kearifan lokal. Salah satu aspek utama adalah gotong royong, sebuah konsep penting dalam masyarakat Sunda yang mengajarkan tentang kerjasama dan saling membantu. Tarian ini sering dipentaskan dalam berbagai acara komunitas, yang tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai sarana untuk mempererat hubungan sosial antarwarga.

Dalam menghadapi arus modernisasi, Jaipong tetap menjadi simbol penting dari identitas budaya Sunda. Tarian ini sering kali dihadirkan dalam berbagai festival budaya, perayaan, dan acara-acara resmi sebagai bentuk pelestarian budaya lokal. Dengan demikian, Jaipong berfungsi sebagai jembatan antara masa lalu dan masa kini, menghubungkan generasi-generasi dalam satu ikatan budaya yang kuat.

Namun, pelestarian Jaipong tidak tanpa tantangan. Globalisasi dan modernisasi seringkali mengancam eksistensi seni tradisional. Oleh karena itu untuk memastikan bahwa Jaipong tetap relevan dan dapat diterima oleh generasi muda, perlu ada upaya yang konsisten dalam hal edukasi dan promosi. Pemerintah dan komunitas lokal memiliki peran penting dalam mendukung kegiatan yang berkaitan dengan Jaipong, seperti penyelenggaraan festival dan pelatihan bagi para penari muda.

Jaipong bukan sekadar bentuk seni tari, melainkan cerminan dari kearifan lokal yang mengandung nilai-nilai sosial, budaya, dan sejarah masyarakat Sunda. Sebagai warisan budaya yang kaya, Jaipong menghadapi tantangan zaman yang terus berubah. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus melestarikan dan merayakan kearifan lokal ini agar tetap relevan dan dapat dinikmati oleh generasi mendatang. Pelestarian Jaipong bukan hanya tanggung jawab komunitas Sunda, tetapi juga tanggung jawab bersama sebagai bangsa yang menghargai dan melestarikan kekayaan budaya lokal.

Jaipong untuk sekarang sangat jarang diminati oleh masyarakat Indonesia karena jarang peminat yang menyukai tarian traditional ini, dikarenakan pemuda-pemudi sekarang lebih menyukai budaya barat, tetapi jaipong sangat disukai oleh para wisatawan Mancanegara atau turis asing dari luar Indonesia. Tari jaipong memiliki nilai-nilai kebudayaan dikarenakan tarian tersebut berasal turun temurun dari pendahulunya atau yang disebut Leluhur. Tarian ini sudah diakui UNESCO dan sangat terkenal di dunia. Tari Jaipong harus dirawat dan dijaga oleh masyarakat Indonesia karena warisan asli budaya Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun