Tidak hanya itu, pemanfaatan penggunaan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) dalam sistem pendidikan Islam dapat digunakan untuk menyediakan pengalaman pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Misalnya, AI digunakan untuk memberikan saran terkait materi pembelajaran pendidikan Islam, bacaan-bacaan, buku, maupun referensi video yang sesuai dengan minat dan kebutuhan para siswa. Kemudian sistem tanya-jawab otomatis yang memungkinkan siswa maupun peserta didik untuk mengajukan pertanyaan dan menerima jawaban secara cepat dalam proses pemahaman materi pembelajaran.
Manfaat dan Tantangan Artificial Intelligence dalam Pendidikan Islam
Kehadiran Artificial Intelligence tidak hanya menjawab kebutuhan para peserta didik, tetapi penting untuk memastikan bahwa implementasinya terhadap proses pembelajaran harus digunakan secara efektif dan tidak boleh di salahgunakan, terlebih dalam memahami konsep nilai-nilai keIslaman dalam proses belajar. Selain itu, pelibatan peran guru harus tetap ada, khususnya dalam memberikan panduan, dan pengawasan  pada siswa/peserta didik terutama menyangkut keamanan digital dan pemantauan aktivitas pembelajaran.
Manfaat lain Artificial Intelligence dalam proses pembelajaran pendidikan Islam adalah AI dapat memberikan rekomendasi melalui akses pendidikan Islam secara global. Guru dan orang tua berkesempatan untuk memantau dan mengawasi proses belajar dalam sistem yang saling berhubung satu sama lain, termasuk presensi kehadiran siswa, nilai ujian maupun perkembangan akademik dan non-akademik di sekolah.
Pemanfaatan digitalisasi berbasis Artificial Intelligence tentu saja tidak lepas dari adanya tantangan. Pertama, penggunaan Artificial Intelligence secara hati-hati harus tetap sejalan dengan nilai-nilai etis dan praktis dalam Islam. Meskipun teknologi memberikan kemudahan, penting untuk memastikan tidak ada nilai dan prinsip gama yang bertentangan. Kedua, tidak memghilangkan interaksi dalam proses pembelajaran. Karena khawatir nantinya siswa/peserta didik tidak memiliki aspek sosial, sehingga nilai-nilai dalam habluminaallah dan hablumin-nannas dapat diimplementasikan dengan baik. Ketiga, adanya ketergantungan teknologi. Proses pembelajaran yang mudah akan memberikan dampak rasa malas terhadap siswa untuk lebih mengembangkan dan eskplore dirinya, terutama dalam menghadapi berbagai situasi. Jika siswa/peserta didik menjadi terlalu bergantung pada teknologi, akibatnya akan mengurangi kemampuan untuk belajar secara mandiri atau mengatasi masalah tanpa bantuan teknologi. Keempat, keamanan dan kebocoran data. Pengelolaan data harus memiliki perhatian khusus agar data siswa terlindungi dan mencegah adanya potensi kebocoran data yang disalahgunakan. Kelima, infrastruktur yang kurang memadai. Banyak wilayah di Indonesia yang belum mendapatkan akses teknologi dan internet dengan baik, dalam hal ini dukungan berbagai pihak sangat dibutuhkan agar penggunaannya dapat berjalan sesuai kebutuhan.
Dalam hal ini, pemanfaatan teknologi berbasis Artificial Intelligence dapat dimanfaatkan dengan baik namun harus tetap memperhatikan kaidah dan prinsip agama, juga penggunaannya harus dengan bijak agar keberlangsungan pendidikan Islam di era digital dapat berjalan maksimal.