Mohon tunggu...
Adib Hasbullah
Adib Hasbullah Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

mahasiswa ilmu komunikasi fakultas ilmu sosial dan humaniora uin jogja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Secangkir Kopi Menginspirasi

10 September 2013   21:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:05 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13788206551360993883

Budaya ngopi merupakan salah satu warisan kebudayaan bangsa Indonesia. Ngopi sebagai sarana bersosialisasi dan bukan hanya sekadar kumpul, nongkrong dan menikmati kopi, tetapi ngopi juga dapat menjadi media untuk menggali inspirasi. Bersosialisasi merupakan hal yang selalu terjadi untuk membangun sebuah jaringan dan berkembang. Dengan bersosialisasi dan membangun jaringan seseorang akan lebih mudah untuk memperoleh informasi dan menggali ide- ide dan inspirasi. Seperti yang terjadi di sebuah kedai kopi yang cukup terkenal di Yogyakarta yaitu Blandongan kopi pribumi. Kedai kopi yang terletak di Jl surowajan baru Banguntapan, Bantul, merupakan kedai kopi yang sangat digemari. Menawarkan menu kopi yang tetap terjaga cita- rasanya dengan harga yang terjangkau, kedai kopi yang satu ini tidak pernah sepi dari pengunjung.

Menjamurnya warug kopi atau kedai kopi di Yogyakarta dengan berbagai macam fasilitas pendukung yang ditawarkan sebagai bentuk promosi untuk memikat para pelanggan, juga mempengarui Blandongan kopi pribumi untuk selalu memberikan penambahan fasilitas layaknya kedai kopi lain untuk menjaga konsumen mereka. Penambahan fasilitas Wi- fi misalnya sudah merupakan hal yang wajib ada di seluruh warung kopi di Yogyakarta. Kebutuhan akan akses internet di jaman digital seperti saat ini menuntut para pengelola Blandongan kopi pribumi untuk melakukan hal tersebut. Dengan penambahan fasilitas tersebut memudahkan konsumen Blandongan kopi pribumi untuk mengakses jaringan internet sambil menikmati kopi. Menjaga cita- rasa kopi juga merupakan nilai lebih yang selalu menjadi komitmen Blandongan kopi pribumi untuk menjaga dan menambah konsumen loyal mereka.

Sebagai sebuah kedai kopi Sebagai sebuah kedai kopi Blandongan kopi pribumi juga menjadi tempat untuk mengali inspirasi. Pengunjung yang sebagian besar adalah para mahasiswa dan pekerja seni,selau meyempatkan menikmati kopi sambil mengerjakan tugas mereka masing- masing. Para mahasiswa misalnya menjadikan kedai kopi tesebut untuk mengerjakan tugas- tugas kuliah yang mereka bawa dari kampus mereka masing- masing atau hanya sekadar mampir, main kartu dan menikmati kopi. Seperti yang dilakukan oleh salah satu pengunjung yaitu Daus “kalau sehari saja nggak ngopi itu rasanya ada yang kurang mas, rasanya malas mau ngerjain sesuatu. Tapi kalo sudah ngopi gini ngerjain sekripsi jadi berasa ringan “. Sebagai mahasiswa veteran di salah satu perguruan tinggi negri di Yogyakarta Daus dituntun untuk segera menyelesaikan skripsinya untuk menghindari droop out.

Yogyakarta yang merupakan tempat wisata juga tak lepas dari kesenian. peran para pekerja seni selalu menghadirkan sesuatu yang inofativ untuk mendukung tumbuh kembangnya pariwisata di Yogyakarta. Para seniman tersebut rela berlama- lama untuk nongkrong di kedai kopi untuk mengerjakan tugas- tugas mereka. Mencari inspirasi lewat secangkir kopi menjadi alasan mereka untuk selalu datang ke kedai kopi. Wahyu misalnya seorang arranger ethnic music ini hamper setiap hari mampir ke Blandongan kopi pribumi untuk mengarap pekerjaan- pekerjaannya. Sebagai seorang arranger dia tak pernah lepas dari laptop dan kopi. Iklim kesenian di Yogyakarta yang selalu menuntut untuk menghadirkan sesustu yang barumembuat tugas- tugasnya selalu menumpuk untuk segera diselesaikan. Secangkir kopi dan laptop menjadi media Wahyu untuk berkarya, “ sak sruputan sek mengko dak beres” ( satu sruputan dulu, nanti akan beres), candanya sambil menatap layar laptopnya. seakan- akan tidak ada yang membebani Wahyu dengan pekerjaan yang banyak dan menuntut untuk segara diselesaikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun