Mohon tunggu...
Adi Bermasa
Adi Bermasa Mohon Tunggu... Jurnalis - mengamati dan mencermati

Aktif menulis, pernah menjadi Pemimpin Redaksi di Harian Umum Koran Padang, Redpel & Litbang di Harian Umum Singgalang, sekarang mengabdi di organisasi sosial kemasyarakatan LKKS Sumbar, Gerakan Bela Negara (GBN) Sumbar, dll.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Maksimalkan Sosialisasi Perbankan Syariah

21 Mei 2016   13:07 Diperbarui: 21 Mei 2016   13:30 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Sangat pantas Indonesia punya perbankan Syariah yang kuat. Apalagi, mayoritas penduduk negeri ini pemeluk Islam.

Kitapun mengakui, perbankan Syariah baru dimulai dengan berdirinya Bank Muamalat dengan support pemerintahan di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto beberapa tahun menjelang kepemimpinannya berakhir.

Berdirinya Bank Muamalat di Indonesia, jelas merupakan awal kebangkitan  Bank Syariah di Indonesia. Namun support maksimal ternyata tidak mulus perjalanannya, dengan banyaknya rintangan dan problema ditemui di lapangan. Meski diakui, semuanya tidak terlepas dari persaingan bisnis perbankan dalam menggaet nasabah.

Hanya dengan semangat keteguhan prinsip dan perjuangan berlatarbelakang memajukan ummat Islam yang mayoritas di negara ini, membuat penggiat perbankan syariah terus menegakkan dan mengibarkan bendera syariah, yang Insyaallah imbalan maksimalnya adalah hidup tentram dan  damai yang imbalannya sorga di akhir hayat kehidupan di dunia yang fana ini.

Seiring  berjalannya waktu, dibarengi dengan semakin banyaknya cenedekiawan Islam di Indonesia, apalagi yang bergerak dalam bisnis perbankan,tampaknya perbankan  syariah semakin berkibar di negeri ini. Namun, kitapun harus mengakui perjalanan bisnis syariah perbankan posisinya masih berada di bawah perbankan konvensional. Hal demikian bukanlah sesuatu kekalahan bagi perbankan syariah. Hanya saja kelahiran perbankan syariah di Indonesia baru seiitar  20 tahun. Sementara bank konvensional ada yang usianya sudah sekitar 100 tahun. Sebab bank konvensional sudah ada di Indonesia sejak negeri ini masih dalam penjajahan asing, Belanda, Inggeris dan Jepang.

Untuk mengejar ketertinggalan perbankan syariah di Indonesia, jelas semua pihak sangat  dharapkan memberi support maksimal, mulai dari pemerintah yang berkuasa sampai kalangan pebisnis Islami. Lebih dari itu, mulai dari lembaga tertinggi sampai terendah hendaknya 'punya satu tekad'' memajukan perbankan syariah ini. Dalam hal  pengelola lembaga perbankan syariah diharapkan punya program terukur dan berkesinambungan memajukan lembaga yang dikelolanya.

Kebanggaan perbankan syariah yang sudah berjalan baik di negara mayoritas penduduknya non Islam, sepertidi Inggeris dan Brazil hendaknya cemeti bagi negeri ini untuk mengembangkan maksimal  perbankan syariah ini.

Dari temu acara Kompasiana Nangkring iB Blogger Meet Up di Padang, Sabtu 21 Mei 2016, diharapkan gerakan memasyarakatkan perbankan Syariah di Indonesia akan semakin maksimal gerak maju perbankan syariah di Indonesia. Insyaallah cita- cita menjadikan perbankan syariah jadi tuan rumah  di negeri sendiri akan jadi kenyataan dalam waktu tidak begitu lama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun