Mohon tunggu...
Adi Bermasa
Adi Bermasa Mohon Tunggu... Jurnalis - mengamati dan mencermati

Aktif menulis, pernah menjadi Pemimpin Redaksi di Harian Umum Koran Padang, Redpel & Litbang di Harian Umum Singgalang, sekarang mengabdi di organisasi sosial kemasyarakatan LKKS Sumbar, Gerakan Bela Negara (GBN) Sumbar, dll.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Ke Dharmasraya, Jangan Lupakan Baung Aida

18 Februari 2016   12:39 Diperbarui: 18 Februari 2016   12:51 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Gulai Merah Ikan Baung RM AIDA, Dharmasraya, Sumbar. (FOTO: DOK PRIBADI)"][/caption]Kalau Anda berkunjung ke Ibukota Dharmasraya, Sumatra Barat, belum lengkap rasanya jika tidak singgah ke rumah makan Aida.

Di rumah makan ini, kulinernya sangat istimewa. Yaitu Ikan Baung. Ikan ini hidup di aliran Sungai Batanghari yang membelah kabupaten tersebut.

Ikan Baung di Rumah Makan Aida ini biasa ditemui dalam bentuk 'gulai merah'. Gulai Ikan Baung ini disukai karena rasanya yang enak. Tulangnya minim. Dagingnya empuk. Sehingga, peminatnya luar biasa banyaknya.

Selain di Dharmasraya, gulai Ikan Baung juga terkenal enaknya di Pekanbaru. Lokasinya arah ke Bandara, sebelah kanan sekitar 1,5 kilometer dari Jalan Sudirman, pusat Kota Pekanbaru. Tapi di sini, Baungnya bukan gulai merah, tapi biasa saja. Namun, enaknya tetap luar biasa.

Kalau di Dharmasraya, Ikan Baung ditangkap di Batanghari. Namun, konon Ikan Baung ini sudah agak langka. Mulai susah mendapatkannya karena diduga tercemar 'mercury' yang selalu ditebar penambang emas liar yang beroperasi terus-menerus di kawasan Sungai Batanghari tersebut.

“Karena Ikan Baung mulai susah mendapatkannya, banyak juga pelanggan kami yang kecewa,” kata pemilik Rumah Makan Aida, Lili.

Gulai Merah Ikan Baung di RM Aida hanya tersedia pukul 11.00 WIB sampai pukul 14.00 WIB. Lepas dari itu, jangan harap baung akan ada lagi.

Menurut Lili, tiap hari ada saja peminat Baung yang kecewa karena yang bersangkutan datang terlambat.

“Meski kami berusaha mengatasinya, namun Ikan Baung itu benar yang sulit mendapatkannya,” kata Lili. Dia berharap, sudah saatnya Ikan Baung dibudidayakan, seperti ikan jenis lainnya. Kalau baung berhasil dibudidayakan, hal demikian juga suatu prestasi bagi Dharmasraya.

“Sebab, kuliner baung termasuk yang istimewa di daerah ini,” kata Lili.

Lili mengaku sudah bergelut dengan Rumah Makan Baung selama 12 tahun, melanjutkan usaha sang nenek yang kini sudah almarhumah. Dia bersama neneknya sudah cukup lama berdomisili di Dharmasraya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun