MASIH panjang jalan di bawah tanggungjawab Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Padang yang belum diperbaiki. Lokasinya bukan di pinggiran kota saja, namun di pusat kota pun banyak yang kondisinya memprihatinkan.
Di kawasan Aia Pacah sebagai pusat pemerintahan Kota Padang, bisa disaksikan ruas jalan di daerah itu rata-rata mengecewakan. Kalau hari hujan, jalan tersebut persis seperti kubangan kerbau. Hal demikian sudah berlangsung lama. Entah kapan semua jalan selingkaran perkantoran megah itu akan mulus.
Meski pengaduan dan permohonan pada Walikota sering disampaikan masyarakat dan Walikota Mahyeldi dengan senang hati menerima harapan warga agar jalan yang jelek itu diperbaiki, namun entah kenapa harapan warga di kawasan selingkaran pusat pemerintahan Kota Padang itu masih saja 'mentok' di Dinas PU. Hal demikian tentu membuat Pak Wali Mahyeldi jadi malu muka. Sebab, harapan warga agar jalan dimuluskan hanya menjadi angan-angan belaka.
Tidak terhitung tudingan disampaikan pada pejabat berwenang yang punya tanggungjawab memperbaiki jalan persis seperti kubangan kerbau yang sudah layak ditanami padi. Bahkan, sejak beberapa hari terakhir, khusus di kawasan jalan yang rusak parah dan sangat dekat dengan Kantor Walikota Padang, tepatnya di Kampung Tarusan, Air Pacah, anak-anak saking kesalnya mengadakan aksi sekitar jalan kubangan kerbau itu seraya memampangkan spanduk bertuliskan, ‘Om Aspal Om’. Ada lagi tulisan 'Tugu Perjuangan' yang juga ditanami batang pisang pada lokasi yang becek tersebut.
Kalau dilihat dari dekat, ternyata aspirasi masyarakat itu lanataran parahnya kerusakan jalan di lokasi itu karena selokan pada bagian kiri-kanan jalan tidak berfungsi.
Apakah masyarakat setempat sudah apatis atau aparat pemerintahannya tidak mau tahu saja? Tentu jawabannya dipulangkan kepada mereka, aparat berwenang.
Lain lagi permasalahan di 'jalan pertengkaran', Kelurahan Flamboyan Baru. Sudah puluhan tahun gardu PLN berada tepat di tengah-tengah jalan. Membuat jalan itu terbelah dua. Masyarakat setempat sudah bertahun-tahun pula berusaha supaya gardu itu dipindahkan. Perjuangan itu berhasil. PLN memindahkan trafonya ke lokasi aman dan tidak lagi mengganggu. Ironisnya, gardu yang tinggal kerabangnya itu sampai kini tidak juga diruntuhkan. Siapa yang akan meruntuhkan? PLN, Dinas PU, atau warga setempat? Yang jelas, Lurah Flamboyan Baru bersama Ketua Lembaga Pemberdayaan masyarakat selalu jadi sasaran omelan warga, kapan 'kerabang' gardu listrik itu dibongkar atau diruntuhkan.
Sebaliknya, tidak sedikit pula warga kota yang dongkol karena mulusnya jalan perumahan mereka. Motor dan mobil berlari kencang. Membahayakan lalulintas. Korban kecelakaan pun berjatuhan. Akhirnya kemari tidak baik. Bagus jalan, muncul kecelakaan. Jelek jalan, warga ngomel. Dibikinlah 'polisi tidur'. Bahkan di setiap depan rumah dibikin 'polisi tidur'. Kondisi itu Banyak terdapat di berbagai lokasi perumahan yang bagus jalannya. Memprihatinkan juga.