Mohon tunggu...
Adi Bermasa
Adi Bermasa Mohon Tunggu... Jurnalis - mengamati dan mencermati

Aktif menulis, pernah menjadi Pemimpin Redaksi di Harian Umum Koran Padang, Redpel & Litbang di Harian Umum Singgalang, sekarang mengabdi di organisasi sosial kemasyarakatan LKKS Sumbar, Gerakan Bela Negara (GBN) Sumbar, dll.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jadikan Multaqa Ulama di Padang untuk Kesejukan Umat se-Dunia

19 Juli 2017   10:35 Diperbarui: 19 Juli 2017   10:47 1143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
WALIKOTA Padang, H. Mahyeldi, berfoto bersama sebagian ulama dari Asia, Afrika, dan Timur Tengah yang mengikuti Multaqa Dai di Kota Padang, 11-21 Juli 2017. (FOTO: HUMAS PEMKO PADANG)

ULAMA, di mana saja bicara, apa yang disampaikannya, adalah untuk kesejahteraan umat. Tidak ada kata dan ucapan ulama menyengsarakan umat. Ulama adalah panutan umat. Ulama adalah pelanjut kepemimpinan Nabi Muhammad SAW. Siapapun ulamanya, selalu menyerukan umat berbuat baik untuk kesejahteraan dunia dan akhirat.

Di Indonesia, umat Islam selalu mendengar nasehat ulama. Minimal sekali dalam seminggu, setiap Salat Jumat, khususnya kaum lelaki. Sedangkan perempuan mendengar wejangan dari ulama melalui majelis taklim serta beragam kegiatan kekeluargaan lainnya.

Bagi umat Islam, mendengar nasehat ulama sudah merupakan kegiatan rutinitas, termasuk bagi pengabdi di lembaga pemerintahan maupun swasta, mulai dari pejabat tertinggi di pusat pemerintahan sampai ke pelosok negeri yang mengabdi jauh di pedalaman.

Sudah jadi kodrat bagi ulama maupun ustaz untuk selalu menyeru umat berbuat baik, menghindari perbuatan terlarang, demi kesejahteraan di dunia dan masuk surga di akhirat.

Di balik peran ulama yang selalu menyeru berbuat kebaikan, juga ada syetan yang juga selalu beruaha menggoda manusia berbuat kejahatan. Luar biasa perlawanan ulama dengan syetan.

Kini, di mana saja di dunia ini, beragam kejahatan 'dipelopori' setan sungguh menggurita. Lihat saja di Indonesia, betapa lelahnya pemerintah menghadapi beragam aksi kejahatan dipelopori setan. Kasus narkoba sungguh mengerikan. Dikabarkan, setiap hari 50 orang warga Indonesia tewas karena narkoba. Banyak lagi 'keberhasilan' bujuk rayu syetan di negeri ini. Seperti adu-domba sesama anak bangsa yang masih saja terus terjadi. Belum lagi pembunuhan, perkosaan, perzinaan. Semuanya terjadi karena keberhasilan setan memperdaya umat yang lemah iman.

Celakanya, seruan setan juga masuk ke gedung-gedung elite yang ditempati 'manusia penting' namun lemah iman. Mereka diperdaya setan untuk melakukan kejahatan. Mereka mengorupsi uang yang dikelolanya. Mereka menerima sogokan. 'Mempermainkan' beragam program kerakyatan. Membuat laporan fiktif. Membagi-bagi uang sesuka hatinya saja. Sungguh memprihatinkan.

Ratusan ribu pejabat penting diberi tugas mengatasi perbuatan manusia yang dipengaruhi setan di negeri ini. Namun, semakin ditertibkan, perbuatannya justru semakin berjadi-jadi. Setiap saat orang-orang terus terperdaya, berjatuhan masuk ke lembah hitam. Sekuat ulama menyeru umat berbuat baik, sekuat itu pula setan terus bergerilya menghasut umat.

Dari pertemuan ulama dunia yang tengah berlangsung di Padang, hendaknya muncul deklarasi menyelamatkan umat dari serangan setan yang menyesatkan.

Ulama sudah barang tentu selalu menyuruh umat berbuat baik dan menghindari segala macam kemungkaran. Apa yang disampaikan ulama, memang ada didengar. Namun, terkadang hanya sekadar didengar tapi tidak maksimal diamalkan, tidak dikerjakan, tidak dijadikan sandaran kebajikan. Memprihatinkan. Anehnya, ada ulama yang 'disudutkan' karena menentang arus mainstream. Masya Allah.

Semoga saja Multaqa Ulama Dunia di Padang ini mampu menciptakan kesejukan umat dalam arti yang sebenarnya. Hanya itu harapan kita. *

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun