ORGANISASI kemasyarakatan (ormas) Islam yang bernaung di bawah panji Partai Golongan Karya (Golkar) di Sumatra Barat butuh penggenjotan maksimal agar kembali memperlihatkan kiprahnya di tengah ummat. Cukup banyak ormas Islam yang bernaung di bawah panji Golkar, di antaranya Majelis Dakwah Islamiyah (MDI), Gabungan Usaha Pembaharuan Pendidikan Islam (GUPPI), Al Hidayah, Satuan Karya (Satkar) Ulama, dan Persatuan Tarbiyah Islamiyah, serta lainnya. Sebenarnya, ormas keagamaan (Islam) tersebut kepengurusannya masih ada. Namun, geraknya dalam membina ummat tidak begitu muncul ke permukaan.
Namun demikian, Tarbiyah Islamiyah Sumbar sejak beberapa minggu terakhir ini di bawah kepemimpinan Ketua Prof. DR. Sufyarma Marsidin agak sering menghiasi media massa dengan upayanya menjadikan almarhum Syech Sulaiman Arrasuli jadi pahlawan nasional. Syech Sulaiman Arrasuli adalah tokoh ulama pejuang yang sangat gigih melawan penjajah melalui jalur pendidikan serta membangkitkan semangat jihad mengusir kaum penjajah Belanda dan Jepang dari bumi Indonesia, terutama dari kawasan Sumatra Tengah. Sampai sekarang, lembaga pendidikan Tarbiyah yang lahir di Candung, Kabupaten Agam terus berkembang di Indonesia. Bahkan, sampai ke Semenanjung Malaysia.
Dalam musyawarah daerah (musda) MDI Sumbar yang berlangsung Sabtu lalu (10/3/2018) di aula rumah dinas Ketua DPRD Sumbar, Ir. Hendra Irwan Rahim, sekaligus Ketua DPD Golkar Sumbar yang dihadiri sekitar 40 peserta, dicoba membangkitkan kembali semangat juang ormas Islam yang bernaung di bawah 'Pohon Beringin' tersebut.
Hendra mengharapkan MDI mampu mendongkrak kiprah Golkar di daerah ini. Golkar tanpa MDI jelas menemui kesulitan. Mari, MDI bangkit dan tampil memenangkan perjuangan Golkar, baik dalam pilkada maupun dalam pemilihan umum nantinya di mana Golkar sudah bertekad untuk mengusung Joko Widodo untuk jabatan presiden priode kedua.
Sementara, Ketua DPP MDI, DR. Deding Ishak, dalam sambutannya pada pembukaan musda tersebut mengatakan bahwa Golkar berkhidmat untuk bangsa dan umat Islam yang mayoritas di Indonesia. Bahkan, semua ormas Islam ada perwakilannya di setiap jenjang kepengurusan MDI dari tingkat pusat sampai ke kota dan kabupaten yang ada di Indonesia.
Pada musda yang berlangsung tidak sampai sehari itu, tergambar bahwa MDI Sumatra Barat perlu lebih maksimal berkiprah lagi. Sebab, arena musda itu ibarat air mengalir. Tidak muncul perdebatan sengit membicarakan hal-hal yang krusial. Bahkan, dari unsur kampus sangat minim pesertanya. Sehingga, diusulkan agar kepengurusan MDI mendatang dilengkapi dengan tokoh pemikir bertitel doktor. Dalam musda itu disepakati unsur ketua kembali dipercayakan kepada H. Zainal MS SH, sekretaris DR. Nurasa Darun, dan bendahara Novayanti Ekaputri. *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H