Mohon tunggu...
Adi Bermasa
Adi Bermasa Mohon Tunggu... Jurnalis - mengamati dan mencermati

Aktif menulis, pernah menjadi Pemimpin Redaksi di Harian Umum Koran Padang, Redpel & Litbang di Harian Umum Singgalang, sekarang mengabdi di organisasi sosial kemasyarakatan LKKS Sumbar, Gerakan Bela Negara (GBN) Sumbar, dll.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memprihatinkan. Sudah Hampir Satu Dekade, Dana Hibah Beasiswa Rajawali Belum Disalurkan

22 Februari 2018   22:21 Diperbarui: 22 Februari 2018   22:24 649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SUDAH sembilan tahun lamanya dana hibah PT Rajawali mengendap di Bank Nagari Sumatra Barat. Jumlah dana hibah yang semula Rp50 miliar itu sekarang jumlahnya sudah menjadi Rp80 miliar karena berbunga.

PT Rajawali sengaja menyerahkan dana hibah itu untuk membantu pendidikan generasi muda dari kalangan keluarga miskin yang banyak terdapat di Sumatra Barat.

Memprihatinkan memang jadi warga miskin. Meski sudah ada dana untuk biaya pendidikan atau beasiswa dari PT Rajawali, namun dana itu tidak kunjung diterima. Sudah sangat sering problema 'dana mengendap' ini jadi sorotan media massa yang terbit di Sumatra Barat. Namun, hasilnya tetap saja buntu. Meski Pemprov terus berusaha untuk menyalurkan dana itu, tapi birokrasinya tidak kunjung didapat. Entah opsi apa lagi yang akan dilakukan agar dana itu bisa dinikmati anak bangsa yang cerdas namun miskin.

Inilah problema yang terbilang rumit. Meski sebenarnya dana hibah itu sama dengan 'bantuan kasih sayang', namun yang terjadi justru 'Kian Jauh Kijang ke Rimba', seperti berita utama Harian Singgalang terbitan Kamis (15/2/2018) lalu. Sementara KORAN PADANG terbitan Rabu (21/2/2018) mengangkat judul 'Sudah Hampir Satu Dekade Dana Rajawali Mengendap'.

Sudah saatnya Pemprov Sumbar bersama DPRD memperlihatkan keseriusannya secara maksimal untuk menyalurkan dana hibah bagi generasi muda terpelajar yang didera kemiskinan tersebut. Ini adalah kerja mulia dan berpahala di sisi Allah.

Alangkah baiknya dibentuk tim kerja solid agar penyaluran dana 'kasih sayang' itu cepat terlaksana. Libatkan aparat hukum, Bank Indonesia, di samping dari Pemprov dan DPRD Sumbar. Kalau perlu tambah dengan ulama, ninik mamak, dan tokoh lain yang memungkinkan.

Akhir-akhir ini di Sumatra Barat, khusus di pemerintahan provinsi, asal disebut dana hibah begitu sulit memperolehnya. Termasuk dana Rajawali yang sudah sangat lama mengendap di Bank Nagari.

Bahkan salah satu media terbitan Sumbar 'menyentil' problema ini dengan kalimat: "Iyo lai ado Dana Rajawali ko? Kok ado, baa bantuak e? Pakai gambar Rajawali 'ndak?"

Kita tidak ingin ada maksud-maksud tertentu mempermainkan atau memperlambat-lambat penyaluran dana untuk kaum terpelajar miskin tersebut. Bahkan, kalau ditilik dari ajaran Islam, memperlambat atau kurang saja memperhatikan nasib warga miskin, jelas sangat berdosa. Kita sangat berharap, lembaga pemerintahan atau yang punya kaitan dengan penyaluran dana Rajawali ini bekerja serius. Bahkan, kalau problema ini disampaikan ke Presiden Joko Widodo, insyaallah dalam hitungan menit selesai persoalannya. *

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun