Lembaga Pendidikan DR. H. Abdullah Ahmad Sumatra Barat yang berlokasi di pusat Kota Padang, persisnya di belakang Bank Indonesia, usianya kini sudah mendekati satu abad. Telah banyak alumni yang dihasilkannya. Bahkan, pendiri pondok pesantren Gontor Jawa Timur, H. Zarkasi, adalah alumni Normal Islam binaan Lembaga Pendidikan DR. H. Abdullah Ahmad. Begitu juga Juga Mayjen (Purn) Syamsu Djalal, mantan Komandan CPM TNI AD juga tamatan lermbaga pendidikan ini. Banyak lagi alumni hebat yang pernah digodok di sini.
Diakui, luar biasa banyaknya tokoh bangsa yang pernah dididik di Lembaga Pendidikan DR. H. Abdullah Ahmad Sumatra Barat. Ini jelas suatu hal yang membanggakan. Artinya, Padang sudah banyak menelorkan kaum cerdik cendekia sebagai penerus estafet kesejahteraan bangsa yang besar ini.
Di saat Pondok Pesantren Gontor yang didirikan alumni Lembaga Pendidikan DR. H. Abdullah Ahmad sudah punya 21 cabang di berbagai lokasi di Indonesia, keadaan Lembaga Pendidikan DR. H. Abdullah Ahmad tetap saja bertahan seperti itu dari masa ke masa. Inilah yang jadi problema sekaligus meggugah pengurus sekarang untuk bangkit, maju, dan berjaya kembali: 'mambangkik batang tarandam'.
Baru pindah ke kampus baru di Jalan Khatib Sulaiman setelah bangunan permanennya selesai dikerjakan. Termasuk Akademi Koperasi (AKOP) Sumbar, bertahun-tahun berkampus di bangunan milik Lembaga Pendidikan DR. H. Abdullah Ahmad.
Sejak beberapa tahun lalu, ada bangunan kampus permanen di atas tanah ini, yaitu Sekolah Tinggi Ilmu Alquran (STIQ), namun juga bukan milik lembaga pendidikan DR. H. Abdullah Ahmad.
Di atas tanah dengan luas seluas lima hektar yang berada di lokasi strategis, sepertinya di masa lalu ada kecenderungan lembaga pendidikan ini menyewakan gedungnya ketimbang memunculkan lembaga pedidikan lebih bergengsi. Begitulah catatan sejarah yang terjadi dalam waktu cukup lama di lembaga pedidikan ini. Dengan kondisi pasif itu, jumlah murid Lembaga Pendidikan DR. H. Abdullah Ahmad dari TK sampai SLTA, umum dan agama, saat ini hanya sekitar 700 orang saja.
Dari dua rencana tersebut, diperkirakan STPS berkemungkinan lebih cepat terwujud. Sebab, Koordinator Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta (KOPERTAIS) Sumatera bagian Tengah, DR. Eka Putra Wirman, langsung memberi restu dalam rapat kerja tersebut. DR. Eka juga salah seorang pengurus lembaga pendidikan DR. Abdullah Ahmad dan sekarang dia menjabat sebagai Rektor UIN Imam Bonjol Padang.
Rapat Kerja
Dewan Pembina Lembaga Pendidikan DR. H. Abdullah Ahmad Sumbar, Mayjen (Purn) Syamsu Djalal, sangat mengharapkan hasil membanggakan dari rapat kerja lembaga pendidikan itu yang dilaksanakan di Hotel Daima, Jalan Sudirman, Padang, Sabtu lalu (16/12).
Dikatakan Syamsu Djalal, rancangan kerja yang telah disusun untuk tahun 2018 membutuhkan kebersamaan yang terus-menerus dari segenap keluarga besar yayasan bersama lembaga pendidikan. Dia menekankan agar setiap yang dikerjakan harus memberikan hasil yang memuaskan. Begitupula dengan rencana pemanfaatan tanah milik yayasan yang cukup luas, harus disusun rancangan kerja yang jelas.
Khusus rencana mendirikan Universitas Islam Internasional, Darmadi menjelaskan hal tersebut terus diupayakan melalui tahapan-tahapan yang sedang dilaksanakan. Begitu juga dalam bidang sosial dan ekonomi, diharapkan usaha ekonomi produktif termasuk peran panti asuhan perlu dikelola lebih profesional.
Terkait rencana pendirian Universitas Islam Internasional, dalam rapat itu dimunculkan saran dan masukan agar perndirian program perguruan tinggi itu diawali dengan Sekolah Tinggi Perbankan Syariah. Usulan itu mendapat sambutan positif dari sejumlah pengurus yayasan, seperti DR. Eka Putra Wirman yang merupakan Rektor UIN Imam Bonjol sekaligus Koordinator Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta untuk Sumatra Tengah. Dia tampak antusias dengan ide Sekolah Tinggi Perbankan Syariah itu, dan langsung menindaklanjutinya kepada pengurus yayasan lainnya, DR. H. Buchari, untuk menelaah ide tersebut.
"Diharapkan pihak yayasan serius memunculkan Sekolah Tinggi Perbankan Syariah ini karena peminatnya banyak. Mudah-mudahan untuk tahap awal kita bisa terima maksimal sekitar 200 mahasiswa saja," ucap DR. Eka pada KORAN PADANG di sela-sela rapat kerja tersebut.
Untuk merumuskan hasil rapat kerja tersebut disepakati pembentukan tim kerja yang dipimpin H. Darmadi. *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H