MESKI pembangunan jalan raya antara Bandara Internasional Minangkabau-Teluk Bayur, di Kota Padang, Sumatera Barat, diperkirakan selesai Desember ini, namun pancaran keindahan dari ruas jalan yang membanggakan itu sejatinya belum memperlihatkan rona berseri.
Di beberapa ruas jalan, terutama di kawasan selatan, mulai dari Bukit Putus sampai ke simpang empat Lubuk Begalung atau sebaliknya, pada bagian kiri-kanan jalan dipenuhi deretan truk parkir siang dan malam.
Memang, tidak ada tanda larangan truk parkir di sepanjang jalan rancak tersebut, namun apakah memang diperbolehkan?
Jika truk itu menunggu giliran membongkar barang bawaannya, seperti karet, tentu tidaklah masalah. Tapi, jika sampai bermalam atau menjadikan pinggir jalan itu sebagai 'bengkel umum terpanjang' tentu tidak elok. Namun, hal itu sudah jadi pemandangan biasa di kawasan tersebut. Sudah berlangsung bertahun-tahun dan aman-aman saja.
Bisa jadi, pangkalan truk terpanjang di Sumbar ada di Padang. Boleh juga hal itu dimasukkan sebagai salah satu keistimewaan kota ini. Sebab, sampai sekarang, selain truk, bus angkutan kota sudah sangat lama tidak ada terminal resminya, kecuali memanfaatkan pinggiran jalan raya. Khusus bus ke selatan dengan rute Painan dan sekitarnya, juga mangkal di pinggir jalan di Simpang Gaung. Sementara bus ke utara Sumbar, 'terminal'-nya dimulai dari Ulak Karang terus ke Air Tawar sampai ke Tabing.
Terminal bus untuk rute luar povinsi, seperti Jakarta, Aceh, Jambi, Palembang, Bengkulu, juga 'berserak- serak', mulai dari Jalan Juanda, Ulakkarang, Jalan Khatib Sulaiman, kawasan Bypass, dan lainnya.
Taman Bypass yang Memprihatinkan
Yang lebih memprihatinkan lagi adalah taman di jalur dua bypass yang belum dibenahi. Meski sebagian taman itu sudah dihiasi pohon penghijauan, namun perawatannya masih terabaikan. Apakah ditunggu dulu selesai jalan bypass, barulah tamannya dirawat maksimal? Seperti taman-taman yang ada di Jalan Khatib Sulaiman, Jalan Hamka, hingga ke batas kota.
Ketika listrik di sepanjang jalan bypass memantulkan cahaya terang benderang malam hari, tapi tamannya ditumbuhi rumput yang tak terawat. Bisa saja nanti taman-taman itu menjadi sarang berbagai binatang yang menakutkan.
Bagaimanapun juga, kita percaya, taman-taman di bypass pasti sudah ada perencanaan, perawatan, dan petugasnya. Dipastikan membutuhkan tenaga kerja yang cukup banyak juga.
Meski pertamanan bypass dipastikan tidak berlama-lama dibiarkan seperti kondisinya yang sekarang, namun truk yang parkir berkilo-kilometer di kiri-kanan jalan mulus itu siang-malam jelas memprihatinkan. Mampukah Dinas Perhubungan Kota Padang mengatasi problema tersebut? Di sinilah kita lihat 'mantagi' jajaran pengatur lalu lintas itu. Sementara, terminal truk yang sudah ada di Lubuk Begalung tidak juga berfungsi maksimal sampai sekarang. (H. Adi Bermasa)