DINGINNYAÂ Nagari Sungainanam, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, memang tidak tertahankan bagi mereka yang sekali-sekali berkunjung ke daerah itu. Dinginnya sungguh-sungugh menusuk tulang, terutama pada malam hari sampai paginya. Setelah matahari terbit, rasa dingin mula berkurang seiring cerahnya siang yang diiringi cahaya matahari.
Bagi masyarakat setempat, cuaca dingin sudah kebiasaan. Mereka selalu siap sesuai musimnya. Kalau siang, saat berkebun sayur, mereka sudah rutin mengenakan pakaian yang tahan cuaca dingin. Hanya wajah saja tak dibungkus pakaian. Anggota buuh yang lain ditutupi dengan kain.
Malam hari, warga Sungainanam yang keluar rumah, seperti 'maota' di warung kopi, pakai sarung, bahkan sampai menutup kepala, kecuali wajah. Begitu juga saat di masjid ataupun surau, sudah mentradisi mereka pakai sarung sampai ke kepala untuk menahan dinginnya cuaca yang sungguh Allahurabbi. Biasanya, bagi pendatang yang akan bermalam di Sungainanam, sebelumnya sudah dipesankan untuk membawa pakaian tebal, seperti jeket dan syal pembalut leher.
Di balik itu, dinginnya Sungainanam membawa rahmat luar biasa bagi rakyatnya. Buktinya, sayuran tumbuh subur, puluhan ton dihasilkan nagari ini setap hari. Seperti bawang merah, kentang, lobak, dan sejenisnya.
Luar biasa nikmat Allah yang diturunkan ke negeri ini. Berkat hasil sayurannya yang berlimpah, diiringi rasa syukur, rajin beribadah, menjauhi dosa dan perbuatan tercela, pandai memanfaatkan uang, patuh pada petunjuk ulama ataupun ustaz, Allah membuktikan janjinya, bahwa manusia yang taat pada-Nya, maka rezekinya terus ditambah. Setiap jadwal pemberangkatan umrah ke tanah suci, puluhan petani sayur Sungainanam selalu berangkat ke Tanah Suci. Alhamdulillah. *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H